Salah satu PR dari pengembangan dan daya saing pariwisata Indonesia adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja. Indonesia masih kekurangan tenaga kerja yang sudah memiliki sertifikasi di sektor ini. Ada yang berminat?
"Hingga saat ini, sudah ada 64.127 tenaga kerja atau pelaku wisata di bidang hotel, restoran, MICE dan travel agent yang memiliki sertifikasi dari Kemenparekraf," ujar Menparekraf, Mari Elka Pangestu dalam 'Konferensi Nasional Penyiapan SDM Pariwisata yang Kompeten dan Berdaya Saing Dalam Mengantisipasi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015' di Pulman Hotel and Resort Jakarta, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Hasil itu didapat dalam jangka waktu dari 2007 sampai 2014. Angka itu pun dianggap masih kurang untuk memenuhi kuota tenaga kerja pariwisata Indonesia, jika dikalkulasikan dan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan dari tenaga kerja di Indonesia.
"Kalau kita hitung, jumlah tenaga kerja pariwisata Indonesia itu 8% dari 100 juta tenaga kerja. Hitunglah sekitar 10 juta, lalu 64 ribu itu masih sangat sedikit," kata Mari.
Namun tunggu dulu, memiliki tenaga kerja pariwisata bersertifikasi tidaklah mudah. Jepang contohnya, Negeri Sakura tersebut sudah memberlakukan sertifikasi di bidang pariwisata sejak tahunn 1951. Tapi sampai sekarang, angkanya masih belum mencapai 40%.
"Tenaga kerja ini bertahap dan berproses membutuhkan waktu. Sertifikasinya bisa dari 12 Lembaga Sertifikasi Pariwisata dan beberapa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) di Bandung, Jakarta, Bali dan industri-industri pariwisata sendiri," tutup Mari.
Salah satu PR dari pengembangan dan daya saing pariwisata Indonesia adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja. Indonesia masih kekurangan tenaga kerja yang sudah memiliki sertifikasi di sektor ini. Ada yang berminat?
"Hingga saat ini, sudah ada 64.127 tenaga kerja atau pelaku wisata di bidang hotel, restoran, MICE dan travel agent yang memiliki sertifikasi dari Kemenparekraf," ujar Menparekraf, Mari Elka Pangestu dalam 'Konferensi Nasional Penyiapan SDM Pariwisata yang Kompeten dan Berdaya Saing Dalam Mengantisipasi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015' di Pulman Hotel and Resort Jakarta, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Hasil itu didapat dalam jangka waktu dari 2007 sampai 2014. Angka itu pun dianggap masih kurang untuk memenuhi kuota tenaga kerja pariwisata Indonesia, jika dikalkulasikan dan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan dari tenaga kerja di Indonesia.
"Kalau kita hitung, jumlah tenaga kerja pariwisata Indonesia itu 8% dari 100 juta tenaga kerja. Hitunglah sekitar 10 juta, lalu 64 ribu itu masih sangat sedikit," kata Mari.
Namun tunggu dulu, memiliki tenaga kerja pariwisata bersertifikasi tidaklah mudah. Jepang contohnya, Negeri Sakura tersebut sudah memberlakukan sertifikasi di bidang pariwisata sejak tahunn 1951. Tapi sampai sekarang, angkanya masih belum mencapai 40%.
"Tenaga kerja ini bertahap dan berproses membutuhkan waktu. Sertifikasinya bisa dari 12 Lembaga Sertifikasi Pariwisata dan beberapa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) di Bandung, Jakarta, Bali dan industri-industri pariwisata sendiri," tutup Mari.
翻訳されて、しばらくお待ちください..