Anak tidak tahu diri!

Anak tidak tahu diri!" Satu. "Kamu

Anak tidak tahu diri!"



Satu.



"Kamu tidak berguna!"



Dua.



"Seharusnya kamu mati dikandungan!"



Tiga.



"Aku muak melihatmu!"



Empat.



"Pembawa sial!"



Lima.



"Hidupku hancur karena kamu!"



Ada seorang anak laki-laki duduk meringkuk di lantai. Tubuh kecilnya melingkar di atas dinginnya lantai kayu, muka basah karena air mata yang tidak berhenti mengalir keluar dari mata birunya.



Rasa takut kental mewarnai sinar matanya, menatap dua sosok dewasa yang berdiri sambil menghadap kebawah dirinya. Membuatnya merasa sangat kecil sekali, seperti gampang untuk diremukkan dalam sekali injak.



Suara wanita terdengar dari salah satu sosok tersebut, dia berteriak. "Mati saja kamu. Anak penganggu, bisanya bikin susah!" Teriakannya melengking sekali, membuat telinga jadi sakit.



Si anak yang dimaksudkan terisak lagi. Dia sudah tak kuat menangis, namun kata-kata dari sang mama menyakiti hatinya. Rasanya panas. Sesak.



Kemudian suara laki-laki ikut menimpali, satu tendangan kaki melayang ke si anak. Suara isakan kini bercampur dengan raung kesakitan.



"Anak bodoh! Bodoh! Mengecewakan! Pergi saja kamu!" Sang pria lebih tak berperasaan, menggunakan kakinya untuk menggulingkan tubuh kecil anaknya sendiri. Menyingkirkannya jauh laksana dia adalah sampah.



Akhirnya si anak yang sedari tadi menangis dalam sakit dan sedih membuka mulutnya. Kalimat patah terucap setengah tak jelas akibat dari isakan tangis bercampur tarikan nafas lewat hidung, "Ma-Ma-Maafkan... Hec--Hector.... Mama... Pa--Papa..." Suaranya lirih terdengar, begitu pelan nan kecil...



Meski Hector meminta mereka berhenti mengatakan hal menyakitkan dan memukulinya, kedua orang tuanya tidak mendengarkan permintaannya. Mereka lanjut melakukan apa yang biasa mereka lakukan setiap harinya; merusak putera mereka yang tak mengerti apa-apa.



Memberitahu betapa malangnya mereka mendapatkan seorang anak seperti dirinya, anak menyusahkan yang kelahirannya tidak diinginkan sama sekali. Seorang anak yang memaksa mereka untuk meninggalkan hal-hal yang mereka cintai dimasa muda mereka...



Hector kecil tak meminta banyak. Yang ia inginkan adalah Papa dan Mama untuk berhenti menyakitinya, dan Hector berjanji akan menjadi anak yang lebih baik supaya mereka bisa merasa bangga kepadanya.



Namun sepertinya Papa dan Mama sudah terlanjur benci. Benci sama anak sendiri, satu-satunya anak yang bisa mereka miliki...



Memangnya salah Hector itu apa? Hector sendiri saja tidak tahu.



Apa salahku? Apa salahku? Apa salahku? Hanya tulah yang dipikirkan oleh sang anak tatkala Papa dan Mama menyakitinya. Terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri atas perbuatan mereka.



Salah apa aku? Salah apa aku...?









"Hector!! Bangun, Hector!!"



Peter menahan pundak Hector yang meronta-ronta dalam tidurnya. Hector menyahut, menegang, dan tubuhnya bersimbah keringat. Dia mengalami mimpi buruk, sehingga membangunkan Peter yang tidur memeluk Hector dari belakang. Peter sudah merasa aneh ketika dia terbangun karena mendengar Hector meringis terus kekasihnya itu mulai tremor tidak jelas.



"Bangun, Hector!!" Peter mulai meraih wajah Hector, memegangnya erat dibagian rahang bawah. "Hector, my dear; kamu dengar aku? Ini aku, Peter. Shhh, tenang... Tenang..." Dia mencoba membangunkan Hector secara lembut. Peter beralih menurunkan badannya diatas Hector, sedikit menindihnya demi menghentikan badan Hector yang meronta.



"Hhnn--- Tidak-- hen--ti--kan... Stop... Ja-jangan-- lukai--aku." Hector bergumam tidak sadar. Kedua mata terpejam erat sekali.



"Shhh," Peter bergerak memeluk Hector, kedua tangan melingkar di lehernya. "Aku tak akan melukaimu, Hector. Shh... Sekarang bangunlah... Aku disini..." Dia memohon sangat.



Akhirnya Hector membuka kedua matanya.



Air mata jatuh bebas dari pelupuk mata, sergahan nafas pendek bak habis menyelam di ambil oleh Hector. Dia bertemu pandang sama muka Peter yang ada diatasnya, terkejut mendapati Peter setengah menindih tubuhnya.



"Peter?! A--ah---apa yang??" Cekat Hector.



"Oh! Maaf---" Peter segera beralih kembali ke sisi tempat tidur yang kosong.



Ia memperhatikan seksama bagaimana Hector merayap keluar dari bawah selimut dan tempat tidur mereka berdua. T-shirt dan celana pendek yang Hector kenakan untuk tidur melekat di tubuhnya karena keringat, Peter juga bisa melihat kaki Hector gemetaran saat pria itu memasuki kamar mandi.



Peter yang gak percaya kalau Hector baik-baik saja setelah bangun kasar seperti itu segera mengikuti langkah Hector masuk ke kamar mandi. Disana Hector mencoba membasuh mukanya pakai air keran mengalir di wastafel tetapi kedua telapak tangannya terlalu gemetaran buat menampung air. Hector memaki kesal karena ketidakberdayaannya.



"Sini, biar aku bantu... Duduklah dulu, dear." Peter segera mengambil alih situasi. Ia mendorong lembut Hector untuk duduk di pinggir bath tub mereka sementara ia mengambil handuk bersih dari rak khusus peralatan kamar mandi mereka. Handuk itu dibasahi pakai air dingin oleh Peter, kemudian pria itu duduk bertekuk lutut dihadapan Hector dan mulai membasuh wajahnya menggunakan handuk tersebut.



Peter selanjutnya bertanya apakah Hector sudah merasa lebih tenang atau belum, Hector menjawab iya. Maka mereka kembali ke kamar tidur, Peter merangkul erat tangan Hector sampai mereka kembali ke tempat tidur. Tak lupa Peter menyelimuti Hector kembali.



"Apa kamu menginginkan sesuatu? Mungkin Teh? Atau Air dingin?" Tanya Peter, mengusap-usap wajah hitman tercintanya.



Hector menelan ludah kasar dahulu sebelum menjawab Peter, "Ai--Air. Air..." Ucapnya pelan.



Segera Peter berjalan cepat keluar kamar. Kembali-kembali sudah ada segelas air dingin diatas tangannya. Dia membantu Hector buat minum, menaikan kepala Hector sedikit supaya airnya tidak tumpah kemana-mana pas Peter mendekatkan pinggir gelas ke bibir Hector.



"Hhhh... Peter..." Hector bernafas pendek setelah minum, Peter dengan lembut merebahkan Hector kembali ke tempat tidur.



Peter ikut rebahan di samping kekasihnya, merentangkan kedua tangannya di badan Hector. Hector langsung memeluknya balik, kedua lengan mengait erat di punggung Peter. Badannya lagi-lagi mengalami tremor walau tidak separah yang tadi.



"Shhh. Jangan banyak berbicara... Aku tahu kamu lelah, mengalami mimpi buruk itu memang tidak menyenangkan..." Bisik si mata-mata MI6, kasih sayangnya tercurah dalam setiap elusan lembut yang ia berikan ke punggung Hector.



Hector terdiam dalam pelukan Peter. Benar-benar tidak bergeming, cuman terdengar suara kecil macam isakan yang tertahankan keluar dari mulutnya. Dia bukanlah hitman menyeramkan dan mematikan saat ini, sekarang ia adalah pria biasa yang berada dalam kondisi ketakutan akibat dari mimpi refleksi masa lalunya.



Perlahan Peter mulai mengajak Hector berbicara, "Mimpi yang sama lagi, dear? Tentang kedua orang tuamu?" Tanyanya.



Lagi-lagi tidak ada balasan dari Hector. Peter menganggap itu sebagai iya.



"Those bastard..." Hector pelan-pelan berkata. Tubuh masih mengigil dibawah pegangan Peter. "I hope they're dead already, aku muak diganggu oleh mereka terus-menerus." Suara pelannya berubah jadi geraman, amarah muncul dalam diri Hector.



"Itu cuman mimpi, Hector. Tidak ada hubungannya dengan keberadaan mereka. Sudah jangan ingat-ingat tentang mereka lagi..." Potong Peter, tahu kalau dia harus menenangkan Hector terlebih dahulu.



Hector Dixon di mata orang luar mungkin terlihat sebagai pembunuh bayaran yang classy, modis, sinis, dan dingin... Namun bagi orang-orang yang mengenalnya dengan baik, Hector adalah pria pendiam yang mengobservasi baik keadaan sekitarnya. Diam-diam dia perhatian, namun memilih untuk melihat dari jauh saja. Hector juga punya sisi rapuhnya sendiri, sama seperti orang lain... Dan sekarang ia dalam kondisi tidak berdaya sama sekali.



Orang tuanya sendiri adalah sumber masalah yang di alami oleh Hector. Mereka benar-benar tidak menginginkan kehadirannya, tak pernah berhenti merusaknya baik lewat verbal atau fisik... Karena tidak tahan atas semua siksaan itulah Hector memilih kabur dari rumah pada umur 15 tahun dan tidak pernah kembali lagi ke rumah terkutuk itu sampai sekarang.



"Peter, I---- I hate them so much. I hate them, I hate them... I wish they're gone..."



Hector mulai berbisik. Suara bisikannya satu demi satu berubah jadi isak tangis. Itu mengagetkan Peter, akan tetapi dia berusaha tenang dan semakin merangkul Hector erat pada dirinya dengan harapan mampu menenangkan kekasihnya.



"Ssshhh, my dear. Everything is going to be alright. I am here, I will never hurt you.... Kamu aman bersamaku, aku akan menjagamu dengan sangat baik..."



Peter balas berbisik ke Hector, mendekatkan kepala Hector ke sisi lehernya dan Hector membenamkan wajahnya untuk menangis bersandarkan pundak Peter.



Mereka berdua tetap terbangun hingga pagi hari tiba. Peter menemani Hector menangis sampai tenang, sama sekali tidak melepaskan pegangannya dari Hector.



Peter berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tak akan membiarkan siapapun melukai Hector...



Selamanya.
0/5000
ソース言語: -
ターゲット言語: -
結果 (英語) 1: [コピー]
コピーしました!
Children don't know themselves! " One. "You are useless!" The Two. "Should you die dikandungan!" The Three. "I am disgusted to see you!" The Four. "Bringer of bad luck!" The Five. "My life was ruined because of you!" There's a boy sat curled up on the floor. Her little body was coiled above the cold wood floor, face wet because the tears won't stop flowing out of blue eyes. The fear of strong color radiance of his eyes, staring at two adult figure standing while facing down himself. Make him feel very small, easy to like pierced in all Americans. A woman's voice is heard from one of the figure, he shouted. "Die with you. Penganggu, children usually make hard! " His cries screeching once, make the ears so sick. The child intended sobbed again. He's not crying, but strong words from the mama hurt him. It feels hot. Tightness. Then a male voice joined chimed in, one foot kick floated into the child. Isakan is now mixed with the voices roared in pain. "Stupid Kid! Stupid! Disappointing! You just go! " The more heartless man, using his feet to overthrow a small body of his own. Get rid of it so much as she is trash. Eventually the child who always has last cry in pain and sadly opened his mouth. Sentences spoken broken half could not clear a result of isakan sorrow mingled breath through your nose, "Ma-Ma-Forgive the ... Hec Hector-.-The ... Mama's ... Pa-Papa-... " His voice sounded softly, so softly and small ... Although Hector asking them to stop saying hurtful and beat him, his parents didn't listen to his request. They continue doing what they do every day; ruin their son's do not understand anything. Tell me how much, unfortunately they got a boy like himself, a troublesome child birth was not desirable at all. A child who forced them to leave the things that they love their young in the ... Hector is not asking much smaller. What she wanted was Papa and Mama to stop hurting him, and Hector promised would be a better child so that they can feel proud of him. However it seems Papa and Mama already hate. Same hate children of her own, the only child they can have ... Indeed, one of Hector's what? Hector himself just don't know. What is my fault? What is my fault? What is my fault? Just a thought by the plague of child when Papa and Mama were hurting him. Keep blaming himself for their deeds. What am I wrong? Wrong what I did ...? "Hector!! Wake Up, Hector!! " Peter holding the shoulders of Hector being thrashed in his sleep. Hector responded, stiffen, and her body was soaked in sweat. He's having a nightmare, so Peter is sleeping cuddling woke Hector from behind. Peter was feels weird when she awoke to hear her lover's Hector grimace continued to start a tremor is unclear. "Wake Up, Hector!!" Peter started grabbing face Hector, holding it tightly in the mandible. "Hector, my dear; you hear me? This is me, Peter. Shhh, quiet ... Quiet ... " He tried to wake the Hector is soft. Peter switch lowers the body above a little Hector, menindihnya in order to stop the body of Hector who becomes violent. "Hhnn-no--hen--ti-kan-[...] Stop The ... JA-no--lukai--I. " Hector mumbling subconsciously. Both eyes were closed tight as hell. "Shhh," Peter move embraced Hector, second hand coiled around his neck. "I will not melukaimu, Hector. Shh ... ". Now wake up [...] I'm here ... " He pleaded strongly. Hector finally opened his eyes. Tears falling from his eyes, pelupuk sergahan, short breath runs out dive tubs take by Hector. He met the same viewpoint advance existing it, Peter is shocked to find her half upon Peter. "Peter?! A-----ah what?? " Cekat Hector. "Oh! Sorry –-– "Peter immediately switch back to the side of the bed is empty. He watched carefully how Hector crept out from under the duvet and bed them both. T-shirts and shorts that Hector wore for her because it is inherent in the bed of sweat, Peter also could see the foot of Hector gemetaran man when entering the bathroom. Peter who do not believe that Hector was fine after a rough wake up like that immediately followed in the footsteps of Hector goes to the bathroom. There Hector tried to wash his face wearing flowing tap water in the sink but both his Palm is too gemetaran for holding water. Hector cursing resentful because of ketidakberdayaannya. "Here, let me help the ... Sit down first, dear. " Peter immediately took control of the situation. He pushed gently Hector to sit on the edge of their bath tub while he took a towel off the shelf equipment specially clean their bathroom. The towel was drenched with cold water usage by Peter, then the man sitting to its knees before Hector and began to wash his face using the towel. Peter then asks whether Hector already feel calmer or not, Hector answered Yes. Then they went back to the bedroom, Peter embracing tightly the hands of Hector until they go back to bed. Do not forget Peter envelop Hector is back. "Do you want something? Maybe Tea? Or cold water? " Peter asked, his face mengusap-usap hitman. Hector swallowed harshly before replied Peter, "Ai--water. Water ... " He said quietly. Soon Peter walked briskly out of the room. Back-back is already a glass of cold water on his hand. He helped create a drink, raising Hector head slightly so that the water is not Hector spilled everywhere pas Peter glass edge closer to the lip of the Hector. "Hhhh... Peter... " Hector short breathing after drinking, Peter gently down Hector go back to bed. Peter joined rebahan in addition to her lover, stretching his arms across the body of Hector. Hector directly held him back, both arms tightly around my back Peter hook. He again experienced a tremor that bad although not yesteryear. "Shhh. don't much talking ... I know you are tired, have nightmares was indeed not fun ... " Whispered the MI6 spy, compassion poured in every elusan soft he gave to the backs of Hector. Hector speechless in the arms of Peter. Absolutely unstoppable, cuman small kinds of sound isakan the overwhelming out of her mouth. She is not spooky and deadly hitman now, now that he is an ordinary man who is in fear as a result of a dream reflections past. Peter begins to slowly bring Hector to speak, "the same Dream again, dear? About both your parents? " He Asked. Again there was no reply from Hector. Peter took that as a Yes. "Those bastard..." Hector slowly said. The body was still under the grip of Peter mengigil. "I hope they're dead already, I'm sick of being bothered by them constantly." The sound of his plan changed so a Growl, anger appears in Hector. "It's only a dream, Hector. Nothing to do with their presence. Already do not remember-remember about them anymore ... " Cut into Peter, knowing he must soothe Hector first. Hector Dixon in the eyes of an outsider might look as a mercenary that classy, stylish, cynical, and cool ... But for those who knew him well, Hector was a reticent man observing the surrounding circumstances either. Secretly he noticed, but choose to see from far away. Hector also had its own fragile side, just like everyone else ... And now he is in a condition of helplessness at all. Parents themselves are the source of problems in natural by Hector. They really didn't want his presence, never stop destroying it either through verbal or physical the ... Because it does not hold for all the torment that Hector chose the run from home at the age of 15 years and never returned to the House of the damned it until now. "Peter, I –-–-I hate them so much. I hate them, I hate them ... I wish they're gone ... " Hector began to whisper. Voices whisper one by one changed so sobs. It astonished Peter, but he tried to calm and increasingly embrace the closely on himself with Hector's hopes of being able to soothe him. "Ssshhh, my dear. Everything is going to be alright. I am here, I will never hurt you .... You are safe with me, I'll take care of you with very good ... " Peter balas whisper to Hector, Hector's head closer to the side of her neck and sink her to cry on Hector also shoulders of Peter. They are both still waking up until the morning comes. Peter accompanied Hector cry until calm, absolutely not let go his grip of Hector. Peter promised to himself if he's not going to let anyone hurt Hector's ... Forever.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
結果 (英語) 2:[コピー]
コピーしました!
Anak tidak tahu diri!"



Satu.



"Kamu tidak berguna!"



Dua.



"Seharusnya kamu mati dikandungan!"



Tiga.



"Aku muak melihatmu!"



Empat.



"Pembawa sial!"



Lima.



"Hidupku hancur karena kamu!"



Ada seorang anak laki-laki duduk meringkuk di lantai. Tubuh kecilnya melingkar di atas dinginnya lantai kayu, muka basah karena air mata yang tidak berhenti mengalir keluar dari mata birunya.



Rasa takut kental mewarnai sinar matanya, menatap dua sosok dewasa yang berdiri sambil menghadap kebawah dirinya. Membuatnya merasa sangat kecil sekali, seperti gampang untuk diremukkan dalam sekali injak.



Suara wanita terdengar dari salah satu sosok tersebut, dia berteriak. "Mati saja kamu. Anak penganggu, bisanya bikin susah!" Teriakannya melengking sekali, membuat telinga jadi sakit.



Si anak yang dimaksudkan terisak lagi. Dia sudah tak kuat menangis, namun kata-kata dari sang mama menyakiti hatinya. Rasanya panas. Sesak.



Kemudian suara laki-laki ikut menimpali, satu tendangan kaki melayang ke si anak. Suara isakan kini bercampur dengan raung kesakitan.



"Anak bodoh! Bodoh! Mengecewakan! Pergi saja kamu!" Sang pria lebih tak berperasaan, menggunakan kakinya untuk menggulingkan tubuh kecil anaknya sendiri. Menyingkirkannya jauh laksana dia adalah sampah.



Akhirnya si anak yang sedari tadi menangis dalam sakit dan sedih membuka mulutnya. Kalimat patah terucap setengah tak jelas akibat dari isakan tangis bercampur tarikan nafas lewat hidung, "Ma-Ma-Maafkan... Hec--Hector.... Mama... Pa--Papa..." Suaranya lirih terdengar, begitu pelan nan kecil...



Meski Hector meminta mereka berhenti mengatakan hal menyakitkan dan memukulinya, kedua orang tuanya tidak mendengarkan permintaannya. Mereka lanjut melakukan apa yang biasa mereka lakukan setiap harinya; merusak putera mereka yang tak mengerti apa-apa.



Memberitahu betapa malangnya mereka mendapatkan seorang anak seperti dirinya, anak menyusahkan yang kelahirannya tidak diinginkan sama sekali. Seorang anak yang memaksa mereka untuk meninggalkan hal-hal yang mereka cintai dimasa muda mereka...



Hector kecil tak meminta banyak. Yang ia inginkan adalah Papa dan Mama untuk berhenti menyakitinya, dan Hector berjanji akan menjadi anak yang lebih baik supaya mereka bisa merasa bangga kepadanya.



Namun sepertinya Papa dan Mama sudah terlanjur benci. Benci sama anak sendiri, satu-satunya anak yang bisa mereka miliki...



Memangnya salah Hector itu apa? Hector sendiri saja tidak tahu.



Apa salahku? Apa salahku? Apa salahku? Hanya tulah yang dipikirkan oleh sang anak tatkala Papa dan Mama menyakitinya. Terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri atas perbuatan mereka.



Salah apa aku? Salah apa aku...?









"Hector!! Bangun, Hector!!"



Peter menahan pundak Hector yang meronta-ronta dalam tidurnya. Hector menyahut, menegang, dan tubuhnya bersimbah keringat. Dia mengalami mimpi buruk, sehingga membangunkan Peter yang tidur memeluk Hector dari belakang. Peter sudah merasa aneh ketika dia terbangun karena mendengar Hector meringis terus kekasihnya itu mulai tremor tidak jelas.



"Bangun, Hector!!" Peter mulai meraih wajah Hector, memegangnya erat dibagian rahang bawah. "Hector, my dear; kamu dengar aku? Ini aku, Peter. Shhh, tenang... Tenang..." Dia mencoba membangunkan Hector secara lembut. Peter beralih menurunkan badannya diatas Hector, sedikit menindihnya demi menghentikan badan Hector yang meronta.



"Hhnn--- Tidak-- hen--ti--kan... Stop... Ja-jangan-- lukai--aku." Hector bergumam tidak sadar. Kedua mata terpejam erat sekali.



"Shhh," Peter bergerak memeluk Hector, kedua tangan melingkar di lehernya. "Aku tak akan melukaimu, Hector. Shh... Sekarang bangunlah... Aku disini..." Dia memohon sangat.



Akhirnya Hector membuka kedua matanya.



Air mata jatuh bebas dari pelupuk mata, sergahan nafas pendek bak habis menyelam di ambil oleh Hector. Dia bertemu pandang sama muka Peter yang ada diatasnya, terkejut mendapati Peter setengah menindih tubuhnya.



"Peter?! A--ah---apa yang??" Cekat Hector.



"Oh! Maaf---" Peter segera beralih kembali ke sisi tempat tidur yang kosong.



Ia memperhatikan seksama bagaimana Hector merayap keluar dari bawah selimut dan tempat tidur mereka berdua. T-shirt dan celana pendek yang Hector kenakan untuk tidur melekat di tubuhnya karena keringat, Peter juga bisa melihat kaki Hector gemetaran saat pria itu memasuki kamar mandi.



Peter yang gak percaya kalau Hector baik-baik saja setelah bangun kasar seperti itu segera mengikuti langkah Hector masuk ke kamar mandi. Disana Hector mencoba membasuh mukanya pakai air keran mengalir di wastafel tetapi kedua telapak tangannya terlalu gemetaran buat menampung air. Hector memaki kesal karena ketidakberdayaannya.



"Sini, biar aku bantu... Duduklah dulu, dear." Peter segera mengambil alih situasi. Ia mendorong lembut Hector untuk duduk di pinggir bath tub mereka sementara ia mengambil handuk bersih dari rak khusus peralatan kamar mandi mereka. Handuk itu dibasahi pakai air dingin oleh Peter, kemudian pria itu duduk bertekuk lutut dihadapan Hector dan mulai membasuh wajahnya menggunakan handuk tersebut.



Peter selanjutnya bertanya apakah Hector sudah merasa lebih tenang atau belum, Hector menjawab iya. Maka mereka kembali ke kamar tidur, Peter merangkul erat tangan Hector sampai mereka kembali ke tempat tidur. Tak lupa Peter menyelimuti Hector kembali.



"Apa kamu menginginkan sesuatu? Mungkin Teh? Atau Air dingin?" Tanya Peter, mengusap-usap wajah hitman tercintanya.



Hector menelan ludah kasar dahulu sebelum menjawab Peter, "Ai--Air. Air..." Ucapnya pelan.



Segera Peter berjalan cepat keluar kamar. Kembali-kembali sudah ada segelas air dingin diatas tangannya. Dia membantu Hector buat minum, menaikan kepala Hector sedikit supaya airnya tidak tumpah kemana-mana pas Peter mendekatkan pinggir gelas ke bibir Hector.



"Hhhh... Peter..." Hector bernafas pendek setelah minum, Peter dengan lembut merebahkan Hector kembali ke tempat tidur.



Peter ikut rebahan di samping kekasihnya, merentangkan kedua tangannya di badan Hector. Hector langsung memeluknya balik, kedua lengan mengait erat di punggung Peter. Badannya lagi-lagi mengalami tremor walau tidak separah yang tadi.



"Shhh. Jangan banyak berbicara... Aku tahu kamu lelah, mengalami mimpi buruk itu memang tidak menyenangkan..." Bisik si mata-mata MI6, kasih sayangnya tercurah dalam setiap elusan lembut yang ia berikan ke punggung Hector.



Hector terdiam dalam pelukan Peter. Benar-benar tidak bergeming, cuman terdengar suara kecil macam isakan yang tertahankan keluar dari mulutnya. Dia bukanlah hitman menyeramkan dan mematikan saat ini, sekarang ia adalah pria biasa yang berada dalam kondisi ketakutan akibat dari mimpi refleksi masa lalunya.



Perlahan Peter mulai mengajak Hector berbicara, "Mimpi yang sama lagi, dear? Tentang kedua orang tuamu?" Tanyanya.



Lagi-lagi tidak ada balasan dari Hector. Peter menganggap itu sebagai iya.



"Those bastard..." Hector pelan-pelan berkata. Tubuh masih mengigil dibawah pegangan Peter. "I hope they're dead already, aku muak diganggu oleh mereka terus-menerus." Suara pelannya berubah jadi geraman, amarah muncul dalam diri Hector.



"Itu cuman mimpi, Hector. Tidak ada hubungannya dengan keberadaan mereka. Sudah jangan ingat-ingat tentang mereka lagi..." Potong Peter, tahu kalau dia harus menenangkan Hector terlebih dahulu.



Hector Dixon di mata orang luar mungkin terlihat sebagai pembunuh bayaran yang classy, modis, sinis, dan dingin... Namun bagi orang-orang yang mengenalnya dengan baik, Hector adalah pria pendiam yang mengobservasi baik keadaan sekitarnya. Diam-diam dia perhatian, namun memilih untuk melihat dari jauh saja. Hector juga punya sisi rapuhnya sendiri, sama seperti orang lain... Dan sekarang ia dalam kondisi tidak berdaya sama sekali.



Orang tuanya sendiri adalah sumber masalah yang di alami oleh Hector. Mereka benar-benar tidak menginginkan kehadirannya, tak pernah berhenti merusaknya baik lewat verbal atau fisik... Karena tidak tahan atas semua siksaan itulah Hector memilih kabur dari rumah pada umur 15 tahun dan tidak pernah kembali lagi ke rumah terkutuk itu sampai sekarang.



"Peter, I---- I hate them so much. I hate them, I hate them... I wish they're gone..."



Hector mulai berbisik. Suara bisikannya satu demi satu berubah jadi isak tangis. Itu mengagetkan Peter, akan tetapi dia berusaha tenang dan semakin merangkul Hector erat pada dirinya dengan harapan mampu menenangkan kekasihnya.



"Ssshhh, my dear. Everything is going to be alright. I am here, I will never hurt you.... Kamu aman bersamaku, aku akan menjagamu dengan sangat baik..."



Peter balas berbisik ke Hector, mendekatkan kepala Hector ke sisi lehernya dan Hector membenamkan wajahnya untuk menangis bersandarkan pundak Peter.



Mereka berdua tetap terbangun hingga pagi hari tiba. Peter menemani Hector menangis sampai tenang, sama sekali tidak melepaskan pegangannya dari Hector.



Peter berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tak akan membiarkan siapapun melukai Hector...



Selamanya.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
 
他の言語
翻訳ツールのサポート: アイスランド語, アイルランド語, アゼルバイジャン語, アフリカーンス語, アムハラ語, アラビア語, アルバニア語, アルメニア語, イタリア語, イディッシュ語, イボ語, インドネシア語, ウイグル語, ウェールズ語, ウクライナ語, ウズベク語, ウルドゥ語, エストニア語, エスペラント語, オランダ語, オリヤ語, カザフ語, カタルーニャ語, カンナダ語, ガリシア語, キニヤルワンダ語, キルギス語, ギリシャ語, クメール語, クリンゴン, クルド語, クロアチア語, グジャラト語, コルシカ語, コーサ語, サモア語, ショナ語, シンド語, シンハラ語, ジャワ語, ジョージア(グルジア)語, スウェーデン語, スコットランド ゲール語, スペイン語, スロバキア語, スロベニア語, スワヒリ語, スンダ語, ズールー語, セブアノ語, セルビア語, ソト語, ソマリ語, タイ語, タガログ語, タジク語, タタール語, タミル語, チェコ語, チェワ語, テルグ語, デンマーク語, トルクメン語, トルコ語, ドイツ語, ネパール語, ノルウェー語, ハイチ語, ハウサ語, ハワイ語, ハンガリー語, バスク語, パシュト語, パンジャブ語, ヒンディー語, フィンランド語, フランス語, フリジア語, ブルガリア語, ヘブライ語, ベトナム語, ベラルーシ語, ベンガル語, ペルシャ語, ボスニア語, ポルトガル語, ポーランド語, マオリ語, マケドニア語, マラガシ語, マラヤーラム語, マラーティー語, マルタ語, マレー語, ミャンマー語, モンゴル語, モン語, ヨルバ語, ラオ語, ラテン語, ラトビア語, リトアニア語, ルクセンブルク語, ルーマニア語, ロシア語, 中国語, 日本語, 繁体字中国語, 英語, 言語を検出する, 韓国語, 言語翻訳.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: