Yogyakarta, KPPU.go.id – Berbagai kasus dan persoalan hukum yang mencu翻訳 - Yogyakarta, KPPU.go.id – Berbagai kasus dan persoalan hukum yang mencu日本語言う方法

Yogyakarta, KPPU.go.id – Berbagai k

Yogyakarta, KPPU.go.id – Berbagai kasus dan persoalan hukum yang mencuat akhir-akhir ini telah membuka mata kita akan pentingnya keahlian dibidang Digital Forensik dalam mendukung investigasi pada kasus kejahatan khususnya kejahatan pada bidang computer (cybercrime).

Sebagai bagian dari Keamanan Komputer (IT Security), Digital Forensik merupakan kajian yang menarik dengan menerapkan metode-metode tertentu dalam menelusuri bukti-bukti secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum untuk mengungkap sebuah kasus kejahatan/criminal, termasuk salah satunya adalah pembuktian dalam penegakan hukum persaingan usaha.

Berangkat dari ide tersebut, KPPU bekerjasama dengan United States Federal Trade Commission (USFTC) mengadakan Pelatihan “Forensic Data Collection And E-Discovery Techniques” di hotel Hyatt, Yogyakarta, (15-17 Juni 2015). Pelatihan ini diikuti 30 investigator yang selama ini terlibat langsung dalam proses penanganan perkara dalam hukum persaingan.

Ide diadakannya kegiatan ini berawal dari pelatihan yang telah digelar KPPU pada Januari 2015, di Hotel Borobudur, Jakarta, (19/1/2015), tentang Teknik Investigasi Hambatan Vertikal.

Wakil Ketua KPPU Saidah Sakwan, dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa KPPU membutuhkan tenaga profesional investigator untuk menangani perkara persaingan, khususnya di Indonesia.

“Penanganan kasus cyber crime membutuhkan perpaduan antara keahlian sebagai penyidik serta kemahiran dan dukungan teknologi komputer yang modern,” katanya pada saat membuka pelatihan di Hotel Hyatt, Yogyakarta, (15/6/2015).

Namun, menurut Saidah, hingga saat ini jumlah investigator forensik digital masih terbatas. Di kalangan penegak hukum, penyidik yang memiliki kemampuan sebagai investigator forensik digital masih sangat terbatas.

Ia mengatakan, cyber crime dapat menyerang siapa saja, baik secara personal, masyarakat, maupun kelembagaan. Oleh karena itu, diperlukan investigator forensik digital, tidak hanya untuk kepentingan penegakan hukum persaingan usaha, namun juga untuk berbagai keperluan lain.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari berturut-turut ini menghadirkan expert dari USFTC yang sudah berpengalaman. Para pemateri dalam pelatihan ini adalah Hugh Huettner (Forensic Examiner), Richard Kaplan (Forensic Examiner) dan Timothy T. Hughes (Attorney).

0/5000
ソース言語: -
ターゲット言語: -
結果 (日本語) 1: [コピー]
コピーしました!
Yogyakarta, KPPU.go.id – Berbagai kasus dan persoalan hukum yang mencuat akhir-akhir ini telah membuka mata kita akan pentingnya keahlian dibidang Digital Forensik dalam mendukung investigasi pada kasus kejahatan khususnya kejahatan pada bidang computer (cybercrime).Sebagai bagian dari Keamanan Komputer (IT Security), Digital Forensik merupakan kajian yang menarik dengan menerapkan metode-metode tertentu dalam menelusuri bukti-bukti secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum untuk mengungkap sebuah kasus kejahatan/criminal, termasuk salah satunya adalah pembuktian dalam penegakan hukum persaingan usaha.Berangkat dari ide tersebut, KPPU bekerjasama dengan United States Federal Trade Commission (USFTC) mengadakan Pelatihan “Forensic Data Collection And E-Discovery Techniques” di hotel Hyatt, Yogyakarta, (15-17 Juni 2015). Pelatihan ini diikuti 30 investigator yang selama ini terlibat langsung dalam proses penanganan perkara dalam hukum persaingan.Ide diadakannya kegiatan ini berawal dari pelatihan yang telah digelar KPPU pada Januari 2015, di Hotel Borobudur, Jakarta, (19/1/2015), tentang Teknik Investigasi Hambatan Vertikal.Wakil Ketua KPPU Saidah Sakwan, dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa KPPU membutuhkan tenaga profesional investigator untuk menangani perkara persaingan, khususnya di Indonesia.“Penanganan kasus cyber crime membutuhkan perpaduan antara keahlian sebagai penyidik serta kemahiran dan dukungan teknologi komputer yang modern,” katanya pada saat membuka pelatihan di Hotel Hyatt, Yogyakarta, (15/6/2015).ただし、Saidah によるとデジタル ・ フォレンジックの数まで調査官は、まだ限られています。法執行機関の間で調査官はデジタル科学捜査官はまだ非常に限られた能力を持っています。彼は言った、サイバー犯罪は、誰も打つことができるかどうか個人的なコミュニティ、および制度的。したがって、デジタル ・ フォレンジック調査官は必要な利益競争法執行機関の努力のだけでなく、様々 な目的のためにだけではなく。3 日間連続で行われている研修は、経験豊富な USFTC から専門家を提示されています。このトレーニングでは、プレゼンターはヒュー ・ Huettner (捜査官)、リチャード ・ カプラン (捜査官)、ティモシー隆ヒューズ (弁護士)。
翻訳されて、しばらくお待ちください..
 
他の言語
翻訳ツールのサポート: アイスランド語, アイルランド語, アゼルバイジャン語, アフリカーンス語, アムハラ語, アラビア語, アルバニア語, アルメニア語, イタリア語, イディッシュ語, イボ語, インドネシア語, ウイグル語, ウェールズ語, ウクライナ語, ウズベク語, ウルドゥ語, エストニア語, エスペラント語, オランダ語, オリヤ語, カザフ語, カタルーニャ語, カンナダ語, ガリシア語, キニヤルワンダ語, キルギス語, ギリシャ語, クメール語, クリンゴン, クルド語, クロアチア語, グジャラト語, コルシカ語, コーサ語, サモア語, ショナ語, シンド語, シンハラ語, ジャワ語, ジョージア(グルジア)語, スウェーデン語, スコットランド ゲール語, スペイン語, スロバキア語, スロベニア語, スワヒリ語, スンダ語, ズールー語, セブアノ語, セルビア語, ソト語, ソマリ語, タイ語, タガログ語, タジク語, タタール語, タミル語, チェコ語, チェワ語, テルグ語, デンマーク語, トルクメン語, トルコ語, ドイツ語, ネパール語, ノルウェー語, ハイチ語, ハウサ語, ハワイ語, ハンガリー語, バスク語, パシュト語, パンジャブ語, ヒンディー語, フィンランド語, フランス語, フリジア語, ブルガリア語, ヘブライ語, ベトナム語, ベラルーシ語, ベンガル語, ペルシャ語, ボスニア語, ポルトガル語, ポーランド語, マオリ語, マケドニア語, マラガシ語, マラヤーラム語, マラーティー語, マルタ語, マレー語, ミャンマー語, モンゴル語, モン語, ヨルバ語, ラオ語, ラテン語, ラトビア語, リトアニア語, ルクセンブルク語, ルーマニア語, ロシア語, 中国語, 日本語, 繁体字中国語, 英語, 言語を検出する, 韓国語, 言語翻訳.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: