Kiprah perempuan Aceh mewarnai peradaban Aceh yang modern dengan meriahnya. Aceh pernah dipimpin oleh sultanah (sultan perempuan) secara berturut-turut selama kurun waktu 58 tahun (1641-1699 M). Dalam perspektif gender, apabila kesultanahan tidak berakhir, problema gender juga akan mencuat karena lelaki Aceh kemudian dipandang sebagai subordinat oleh kaum perempuannya. Kehidupan memerlukan warna-warni kiprah kedua belah pihak baik lelaki maupun wanita. Disamping lelaki hebat selalu ada wanita hebat dan sebaliknya disamping seorang wanita hebat selalu ada lelaki hebat. Sebagai satu karunia Allah, ternyata daya tahan perempuan terhadap beban kehidupan selalu lebih besar dibandingkan dengan lelaki sehingga angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dari angka harapan hidup lelaki. Allah Maha Besar.