Meskipun dari segi pemerintahan, pulau Lombok sudah terpisah dari pulau Bali, dari segi kebudayaan pulau tersebut masih erat kaitannya, karena sebagian dari penduduknya juga menganut agama Hindu.
Dalam menilai tata budaya dari berbagai suku di Indonesia, bentuk budaya Bali telah berkembang dengan ciri dan kepribadian yang sendiri.
Ketika pada permulaan abad ke XX ini, akhirnya Belanda berhasil jugemenguasai secara politis seluruh pulau Bali, dan pada tahun tiga puluhan dijadikan sasaran untuk keparawisataan, maka sejak itu sampai sekarang tradisi Bali berkesempatan lebih dikenal oleh dunia luar, dengan segala konsekwensinya.
Dari sudut arsitektur tradisional, perenan agama sangat mendalam, dan dijadikan sebagai pangkal untuk mencipta. Terpeliharanya lontarlontar yang berisikan berbagai petunjuk, pantangan, tatacara perencanaan, pelaksanaan dan lain-lain, di bidang mendirikan bangunan telah, memperpanjang kehidupan taradisi dalam arsitektur tersebut. Tulisan lontar tersebut dikenal dengan Hasta Bumi, Hasta Kosala kosali, Hasta Patali, Sikuting Umah, Giwakarma dan lain-lain. Catatan-catatan kuno tersebut dipandang sebagai kelanjutan dari tradisi Hindu Jawa sebelum masa pembudayaaan Islam. Pahatan di candi-candi di jaman Mojopahit menunjukka bentuk dan gaya perumahan seperti tradapat di Bali sekarang.
Tata ruang arsitektur Bali, kembali menggunakan falsafah bahwa manusia itu adalah unsur dari alam semesta(kosmos). Dan kosmos ini terbagi dalam 3 bagian seperti terdapat dalam tradisi arsitektur India pula. Dalam dunia arsitektur Bali, pembagian itu melambangkan alam utama, alam madya dan alam nista, atau diumpamakan juga sebagai kepala, badan dan kaki. Tiga penahapan ini selalu tercermin dalam arsitektur Bali.
Meskipun dari segi pemerintahan, pulau Lombok sudah terpisah dari pulau Bali, dari segi kebudayaan pulau tersebut masih erat kaitannya, karena sebagian dari penduduknya juga menganut agama Hindu.
Dalam menilai tata budaya dari berbagai suku di Indonesia, bentuk budaya Bali telah berkembang dengan ciri dan kepribadian yang sendiri.
Ketika pada permulaan abad ke XX ini, akhirnya Belanda berhasil jugemenguasai secara politis seluruh pulau Bali, dan pada tahun tiga puluhan dijadikan sasaran untuk keparawisataan, maka sejak itu sampai sekarang tradisi Bali berkesempatan lebih dikenal oleh dunia luar, dengan segala konsekwensinya.
Dari sudut arsitektur tradisional, perenan agama sangat mendalam, dan dijadikan sebagai pangkal untuk mencipta. Terpeliharanya lontarlontar yang berisikan berbagai petunjuk, pantangan, tatacara perencanaan, pelaksanaan dan lain-lain, di bidang mendirikan bangunan telah, memperpanjang kehidupan taradisi dalam arsitektur tersebut. Tulisan lontar tersebut dikenal dengan Hasta Bumi, Hasta Kosala kosali, Hasta Patali, Sikuting Umah, Giwakarma dan lain-lain. Catatan-catatan kuno tersebut dipandang sebagai kelanjutan dari tradisi Hindu Jawa sebelum masa pembudayaaan Islam. Pahatan di candi-candi di jaman Mojopahit menunjukka bentuk dan gaya perumahan seperti tradapat di Bali sekarang.
Tata ruang arsitektur Bali, kembali menggunakan falsafah bahwa manusia itu adalah unsur dari alam semesta(kosmos). Dan kosmos ini terbagi dalam 3 bagian seperti terdapat dalam tradisi arsitektur India pula. Dalam dunia arsitektur Bali, pembagian itu melambangkan alam utama, alam madya dan alam nista, atau diumpamakan juga sebagai kepala, badan dan kaki. Tiga penahapan ini selalu tercermin dalam arsitektur Bali.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
