Sesuai namanya, di dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau lazim disingkat dengan K3, terdapat 2 hal yang menjadi fokus utama yaitu kesehatan dan keselamatan. Kesehatan kerja didefinisikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan penyakit atau kecelakaan yang disebabkan oleh kerja itu sendiri maupun oleh lingkungan kerjanya (Bennet dan Rumoundang Silalahi, 1995). Menurut Suma'mur (1989), Keselamatan kerja ditujukan untuk 1) memberikan perlindungan atas keselamatan yang merupakan hak tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional, 2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, dan 3) pemeliharaan dan penggunaan fasilitas produksi secara aman dan efisien.
Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 1996.SMK3 didefinisikan sebagai bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 itu adalah sesuatu yang wajib diterapkan oleh perusahaan untuk melindungi pekerjanya dan merupakan standar berskala nasional. Inilah kutipan dari diktum yang ada dalam permenaker tersebut : ‘setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Sistem manajemen K3'.