Jepang, Februari-Maret 2015 (2)
Sesampainya di kamar hotel, kami berkumpul dulu di kamar Sensei Tora.
Tau engga pertanyaan pertama Sensei?
“Kalian kedinginan engga? Saya bawa banyak pakaian kalau kalian mau pakai.” Dan Sensei benar-benar memberikan pakaiannya pada Mamang Bari, Mas Panja, dan Pak Doli.
Kemudian kita membahas urunan sehingga uang hanya keluar dari satu pintu untuk kepentingan bersama. Dimana akhirnya ini sangat memudahkan sehingga saat makan-makan kami bisa membayar makanan. Masa sih udah ngerepotin masih harus dibayari lagi? Ya toh?
Kita berjalan kaki pergi ke Sevel untuk membeli perlengkapan dan melihat dojo milik Sensei dari luar. Huwwaahh.. dingin sekali!
~
Esok harinya…
Bangun pagi, sarapan. Btw, selama di sana, saling membangunkan setiap hari. Hari pertama saya, hari kedua pak Doli, hari ujian mas Panja, hari selanjutnya Mamang Bari. Hihihi
Pintu Sensei hanya diketuk bila kami semua sudah siap agar Sensei tidak menunggu.
Sarapan, mengikuti apa yang Sensei lakukan. Apa yang dilakukan Sensei, itulah yang dilakukan. Sambil bercerita tentang macam-macam hal.
Kemudian berangkat ke Dojo. Jalan kaki.
Sesampainya di Dojo, berganti pakaian. Di dalam ruangan, begitu membuka kaos kaki, kaki terasa seperti di gigit semut karena dingin sekali. Hahahaha
Tapi kata Sensei itu belum seberapa karena sekarang ada penghangat ruangan. Sebelumnya? 11 tahun Sensei berlatih tidak ada penghangat ruangan. Gak kebayang deh itu seperti apa dinginnya. Ini aja rasanya udah dingin sekali.
Takahashi datang dan langsung berlatih. Meminjamkan pedang pada saya. Yoshida Sensei juga datang dan berlatih. Hari ini kami juga membeli jo dan bokuto yang baru. Senang sekali! Jo dan Bokuto kami semua ditulisi nama oleh Higuchi Sensei. Selain itu, kami di iming-imingi tulisan khusus oleh Higuchi Sensei yang akan diberikan hanya jika kami lulus ujian. Saya senang sekali~ Rasanya semakin bersemangat latihan.
Latihan. Latihan dan latihan. Melirik dinding dan pajangan di dojo, ternyata nama kami terpajang di sana. Artinya apa? Mulai sekarang apapun yang dilakukan, ada nama dojo akan terbawa. Oh dia baik ya? Murid siapa? Tora Sensei. Muridnya siapa? Higuchi Sensei. Izumi Sensei. Seishukan. Ha. Clear? Jangan lakukan yang aneh-aneh karena akan membawa nama dojo.
Orang tua ibu Nagata datang. Membawakan bermacam hal untuk Higuchi Sensei saat kami sedang berlatih. Jam 11 kami berhenti latihan. Izumi Sensei datang mengenakan iaido-gi putih dan coat coklat panjangnya selutut. Ternyata coatnya khusus, ada lubang untuk pedang. Hihihihi
Kemudian kami pergi makan tanpa berganti pakaian di tempat ramen (saya tidak tahu namanya) dengan jalan kaki. Disana ada ruangan duduk yang terdiri dari 4 pasang meja. Disana kami masuk dan menunggu Sensei mengatur tempat duduk. Saya dan Takahasi duduk di depan Higuchi Sensei dan Tora Sensei. Mas Panja di belakang saya menghadap ke Izumi Sensei dan Yoshida Sensei. Mamang Bari dan Pak Doli duduk berhadapan di sebelah meja saya.
Saat memesan makanan… Sensei benar-benar memilihkan porsi yang pantas untuk saya, dan menambahkan dengan nasi yang dibentuk segitiga (maaf namanya apa saya lupa). Tidak hanya itu, karena saya muslim, Sensei benar-benar memilihkan makanan yang bebas daging babi. Sementara pak Doli, disodori menu yang full babi. Hihihihi.
***
Selesai makan kami pulang ke dojo. Tapi kami tidak langsung berlatih melainkan diajak ke ruangan khusus di rumah Higuchi Sensei.
Huwwaahh….
Ruangannya keren sekali.
Pintu masuknya tentu saja pintu geser. Dinding pintunya berupa lukisan. Begitu masuk, akan langung berhadapan dengan baju Zirah kuno yang usianya sudah ratusan tahun. Benar-benar dari jerami dan besi yang diulin. Disebelah baju Zirah ada lukisan harimau. Kata Sensei Higuchi, lukisan itu adalah Sensei Tora. Mata dari lukisan itu akan mengikuti kita kemanapun kita pergi. Keren! Di dinding ada hiasan-hiasan, yaitu tsuba pedang yang bermacam-macam. Di dinding bagian atas, antara sekat ruangan, ada dua buah ukiran kayu. Sepertinya ukiran itu menceritakan sesuatu, tapi saya tidak tahu apa. Indah sekali.
Di dinding atas tempat pintu masuk.. ada dua tombak. Satu yang hitam.. satu putih berkilau.
Kemudian….
Sensei mengeluarkan pedang… cantik sekali!
Katana & wakizashi. Masing-masing katana dan wakizashi ini memiliki tsuba dengan gambar samurai zaman dahulu yang mengenakan pakaian perang. Gambarnya beda, tapi sama ceritanya. Begitu katana dibuka, cling! Cling! Cling! (datang dan lihat sendiri saja, sulit dijelaskan). Sayanya berkilau dibuat dari serpihan kerang. Hitam dan berkilau.
Tsuka kashiranya juga bergambar samurai dengan pakaian zirahnya. Di bagian tsukanya yang paling belakang (namanya apa ya?) dilapis ikan pari di bagian dalam, tapi bukan ikan pari sembarangan. Melainkan ikan pari mahal karena ada titik yang besar, dua buah. Keren kan?
Yang menarik lagi, di wakizashi, ada celah khusus di tsubanya untuk menaruh pisau lempar. Kereeenn!! Pisau itu tersimpan di saya pedangnya.
Disana Sensei pesan kalau saya sungguh-sungguh… (ah, ga jadi bilang ah. Biar saya simpan dalam hati saja ;))
~
Disana kami diajak minum teh hijau dan diberikan buah jeruk yang banyaaakk sekali. Manis sekali jeruknya… Sedikit cerita tentang teh hijau. Pertama kali saya meminumnya di rumah Sensei Tora, saya tidak percaya ada teh yang warnanya hijau. Ternyata, rasanya pahit. Maklumlah, biasanya teh yang saya minum coklat dan manis. Tapi, lama-lama terbiasa juga. Hihihihi
Kemudian kami melanjutkan latihan, latihan iaido. Saat latihan ini, saya benar-benar merepotkan Takahashi karena harus meminjamkan pedangnya pada saya. Benar-benar terima kasih sekali…
Latihan selesai sore sekitar pukul 5 kemudian kami diajak Higuchi Sensei makan bakar-bakaran ala Jepang. Seperti biasa, babi pilihannya pak Doli. Sementara saya dan Mamang guru dipesankan makanan khusus. Sup, tapi... sup ala Jepang sepertinya. Enak sekali dan hangat~ btw, selama di Jepang porsi makan saya jauh jauh jauh lebih besar selama berada di Jepang. hahahaha
~
Sampai di dojo Inue-san dan…. (maaf… saya tidak bisa mengingat nama satu persatu…) telah berada di Dojo dan latihan. Kami kemudian berganti pakaian dan berlatih jodo hingga pukul 7 dan pulang. Sementara Inue-san dan anggota lainnya terus berlatih hingga malam.
Kami pulang, mampir jalan-jalan dulu bersama Sensei Tora. Mas Panja dan Mamang ketinggalan di belakang. Selama di berjalan, Sensei bercerita bahwa Orang tua Ibu Nagata Sensei datang untuk menitipkan kita semua pada Higuchi Sensei. Sambil membawa makanan dan menitipkan sejumlah uang. Karena kami akan merepotkan. Begitu dalam berbudaya. Tidak hanya itu, kami diundang makan-makan di tempat Sushi.
~
Setelah sampai di hotel, kami berkumpul di kamar Sensei saling bercerita. Memakan makanan yang diberikan oleh orang tua Ibu Nagata Sensei. Ada kue ayam, ada jeruk dan stroberi. Saya suka sekali stroberinya.. manis dan besar-besar.. terima kasih banyak… Tidak berapa lama, Ibu Nagata Sensei meminta agar Sensei Tora memberi contoh untuk menjaga kesehatan. Tidur jangan terlalu malam. Dan… kami semua pun mematuhi Ibu Nagata Sensei, pulang ke kamar dan beristirahat.
(…to be continue)