Ketua DPR Setya Novanto saat memberi kata sambutan dalam pembukaan Asia Africa Parliamentary Conference sebagai rangkaian KTT Asia-Afrika, Di Komplek Parlemen Senayan, Kamis, 23 April 2015. (CNN indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah seorang delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Epyardi Asda yang ikut dalam lawatan ke Jepang pada 10-12 November 2015, menjelaskan, tidak ada lobi pembelian pesawat amfibi ShinMaywa US-2, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan rombongan parlemen.
Anggota Komisi II ini mengatakan, konteks pembahasan saat itu, diawali dengan pembicaraan hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang. Terlebih, kata Epyardi, hampir semua orang yang ditemui rombongan parlemen, terlihat sedikit kecewa akibat kekalahan tender kereta cepat Bandung.
Dalam kesempatan itu, Epyardi menuturkan, rombongan parlemen menyampaikan bahwa ada rencana pemerintah Indonesia, untuk membeli pesawat amfibi dari Jepang. Sehingga, diharapkan Jepang ikut kembali berkompetisi.
Lihat juga:
Komisi Pertahanan DPR: Indonesia Butuh Pesawat Multifungsi
"Karena kita katakan, bukan hanya Jepang, yang kita tawarkan. Makanya kita harap Jepang jangan sampai kalah lagi. Kita bukan minta ajak-ajak dia, tapi kita katakan, sebenarnya mereka punya kompetitor," ujar Epyardi saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (18/11).
Dengan demikian, Epyardi menampik jika terjadi lobi khusus terkait pembelian pesawat amfibi tersebut. Menurutnya, pertemuan yang berlangsung di kantor Shinzo itu, tidak ada niatan ke arah lobi, karena itu merupakan urusan antar pemerintah.
Lebih lanjut, Jepang disebutnya sedikit mempresentasikan pesawat amfibi yang dimilikinya. Namun, Epyardi mengatakan, saat itu rombongan berharap agar pemerintah Jepang lebih kompatibel dalam bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia nantinya.
Lihat juga:
Fadli Zon Bela Setya Novanto Soal Lobi Pesawat di Jepang
"Nah untuk lobi silahkan dia dengan pemerintah. Tapi kita harapkan mereka jangan merasa hebat sendiri, karena mereka punya kompetitor," kata Epyardi.
Epyardi mengatakan rombongan terdiri dari 11 orang yakni Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Sementara yang lain ada perwakilan komisi seperti Wakil Ketua Komisi I Ahmad Muzani, Ketua Komisi V Fary Djemi Francis dan lainnya.
Selain itu, Epyardi menjelaskan, kunjungan yang juga dalam rangka diplomasi parlemen itu memiliki agenda padat, seperti bertemu dengan mantan PM Jepang, parlemen Jepang dan pengusaha Indonesia yang ada di sana.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon, sebelumnya, membantah telah terjadi lobi pembelian pesawat amfibi US-2, oleh Ketua DPR, Setya Novanto, dalam lawatan ke Jepang pekan lalu.
Lihat juga:
Komisi I Pastikan Tak Ada Pembahasan Pembelian Pesawat Jepang
Fadli menjelaskan, pembicaraan yang dilakukan rombongan parlemen dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe soal pesawat amfibi hanya bersifat normatif tanpa ada unsur lobi.
"Tidak ada lobi pesawat, kalau ada yang mengatakan itu, ngawur saja. Kita bicarakan normatif, jadi kalau ada rencana kerjasama dengan pemerintah, ya kita dukung," kata Fadli di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (18/11). (pit)
結果 (
日本語) 1:
[コピー]コピーしました!
Ketua DPR Setya Novanto saat memberi kata sambutan dalam pembukaan Asia Africa Parliamentary Conference sebagai rangkaian KTT Asia-Afrika, Di Komplek Parlemen Senayan, Kamis, 23 April 2015. (CNN indonesia/Adhi Wicaksono) Jakarta, CNN Indonesia -- Salah seorang delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Epyardi Asda yang ikut dalam lawatan ke Jepang pada 10-12 November 2015, menjelaskan, tidak ada lobi pembelian pesawat amfibi ShinMaywa US-2, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan rombongan parlemen.Anggota Komisi II ini mengatakan, konteks pembahasan saat itu, diawali dengan pembicaraan hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang. Terlebih, kata Epyardi, hampir semua orang yang ditemui rombongan parlemen, terlihat sedikit kecewa akibat kekalahan tender kereta cepat Bandung.Dalam kesempatan itu, Epyardi menuturkan, rombongan parlemen menyampaikan bahwa ada rencana pemerintah Indonesia, untuk membeli pesawat amfibi dari Jepang. Sehingga, diharapkan Jepang ikut kembali berkompetisi.Lihat juga:Komisi Pertahanan DPR: Indonesia Butuh Pesawat Multifungsi"Karena kita katakan, bukan hanya Jepang, yang kita tawarkan. Makanya kita harap Jepang jangan sampai kalah lagi. Kita bukan minta ajak-ajak dia, tapi kita katakan, sebenarnya mereka punya kompetitor," ujar Epyardi saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (18/11).Dengan demikian, Epyardi menampik jika terjadi lobi khusus terkait pembelian pesawat amfibi tersebut. Menurutnya, pertemuan yang berlangsung di kantor Shinzo itu, tidak ada niatan ke arah lobi, karena itu merupakan urusan antar pemerintah.Lebih lanjut, Jepang disebutnya sedikit mempresentasikan pesawat amfibi yang dimilikinya. Namun, Epyardi mengatakan, saat itu rombongan berharap agar pemerintah Jepang lebih kompatibel dalam bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia nantinya.Lihat juga:Fadli Zon Bela Setya Novanto Soal Lobi Pesawat di Jepang"Nah untuk lobi silahkan dia dengan pemerintah. Tapi kita harapkan mereka jangan merasa hebat sendiri, karena mereka punya kompetitor," kata Epyardi.Epyardi mengatakan rombongan terdiri dari 11 orang yakni Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Sementara yang lain ada perwakilan komisi seperti Wakil Ketua Komisi I Ahmad Muzani, Ketua Komisi V Fary Djemi Francis dan lainnya.Selain itu, Epyardi menjelaskan, kunjungan yang juga dalam rangka diplomasi parlemen itu memiliki agenda padat, seperti bertemu dengan mantan PM Jepang, parlemen Jepang dan pengusaha Indonesia yang ada di sana.Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon, sebelumnya, membantah telah terjadi lobi pembelian pesawat amfibi US-2, oleh Ketua DPR, Setya Novanto, dalam lawatan ke Jepang pekan lalu.Lihat juga:Komisi I Pastikan Tak Ada Pembahasan Pembelian Pesawat JepangFadli menjelaskan, pembicaraan yang dilakukan rombongan parlemen dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe soal pesawat amfibi hanya bersifat normatif tanpa ada unsur lobi."Tidak ada lobi pesawat, kalau ada yang mengatakan itu, ngawur saja. Kita bicarakan normatif, jadi kalau ada rencana kerjasama dengan pemerintah, ya kita dukung," kata Fadli di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (18/11). (pit)
翻訳されて、しばらくお待ちください..