Sebagaimana Heidegger sedikit banyak menginsprasi Arendt, Benhabib sedikit banyak
berpijak pada warisan universalisme Pencerahan yang dibela Habermas. Gadis dengan
tepat meletakkan Benhabib dalam “posisi tengah antara model konsensus Habermas
dan bentuk radikal kontekstualisme”. Posisi ini berguna untuk menghindarkan feminisme
jatuh entah pada universalisme abstrak ala liberalisme atau pada relativisme kultural
yang pada gilirannya akan memutlakkan kebenaran liyan “semata-mata karena ia ‘lain’”.
Seperti ditegaskannya, perempuan juga “harus dapat melakukan konversasi moral” untuk
“memformulasi bersama apa yang disebut identitas, keadilan dan kebaikan”. Artinya,
demi mengatasi paradoks kesetaraan dalam kemajemukan liyan juga harus diskursif