106 TKI Perawat Lulus UN Bahasa Jepang 2013
Jakarta, InfoPublik - Sebanyak 106 TKI perawat di Jepang, yang terdiri dari 20 TKI perawat yang bekerja di rumah sakit (TKI Nurse) dan 86 TKI perawat yang bekerja merawat para lanjut usia di Panti Jompo (TKI Careworker), lulus ujian nasional Bahasa Jepang tahun 2013.
Bagi TKI Perawat yang dinyatakan lulus ujian nasional Bahasa Jepang, mereka mendapatkan kesempatan tawaran bekerja sebagai perawat resmi di Jepang.
“Berikut hak dan kewajiban mereka diperlakukan sama seperti layaknya tenaga perawat domestik di Jepang,” kata Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah Deputi Bidang Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Haposan Saragih, Jumat (24/5).
Ke-106 TKI perawat di Jepang tersebut, terdiri dari 20 TKI Nurse (enam laki-laki dan 14 perempuan) dan 86 TKI careworker, meliputi 19 laki-laki dan 67 perempuan.
Haposan menjelaskan, penempatan TKI perawat ke Jepang ini dilakukan sejak tahun 2008. Penempatan TKI perawat ke Jepang itu terjadi melalui program kerjasama antarpemerintah (Government to Government/G to G) berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia dengan Japan International Corporation for Welfare Services (JICWELS).
JICWELS adalah lembaga bentukan pemerintah Jepang yang membawahi program G to G penempatan TKI perawat di Jakarta pada Mei 2008.
Program ini menindaklanjuti kesepakatan Indonesia - Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, pada November 2006.
Haposan memaparkan, penempatan TKI perawat ke Jepang dari tahun 2008 sampai 2012 sebanyak 892 orang, meliputi 392 TKI Nurse dan 500 TKI Careworker.
Penempatan tahun 2008 sebanyak 208 orang (104 TKI Nurse dan 104 TKI Careworker), tahun 2009 sebanyak 362 orang (173 TKI Nurse dan 189 TKI Careworker), tahun 2010 sebanyak 116 orang (39 TKI Nurse dan 77 TKI Careworker),
Tahun 2011 sebanyak 105 orang (47 TKI Nurse dan 58 TKI Careworker), dan tahun 2012 sebanyak 101 orang (29 TKI Nurse dan 72 TKI Careworker).
Ia menambahkan, jumlah TKI perawat yang lulus ujian nasional Bahasa Jepang sampai tahun 2013 sebanyak 192 orang, meliputi 71 TKI Nurse dan 121 TKI Careworker.
Menurutnya, jumlah kelulusan TKI Perawat dalam ujian nasional tersebut cenderung mengalami peningkatan. Dalam ujian nasional tahun 2010 ada 2 orang TKI Nurse dinyatakan lulus.
Ujian tahun 2011 ada 15 orang TKI Nurse dinyatakan lulus. Ujian tahun 2012 ada 69 orang TKI yang dinyatakan lulus, terdiri dari 34 TKI Nurse dan 35 TKI Careworker. Dan ujian tahun 2013 ada 106 orang TKI yang dinyatakan lulus, terdiri dari 20 TKI Nurse dan 86 TKI Careworker.
TKI Perawat yang lulus ujian nasional Bahasa Jepang ini jumlahnya lebih tinggi dibanding tenaga kerja perawat dari negara-negara lain, termasuk tenaga kerja perawat dari Filiphina, katanya.
Haposan menambahkan, penanganan orangtua usia lanjut pada panti jompo di Jepang tidak semata-mata permasalahan kesehatan namun lebih banyak pada masalah sosial dan psikis.
Sehingga sangat tepat bila Jepang memanfaatkan jasa TKI. Karena TKI kita dikenal tidak sekadar memiliki kemampuan keterampilan kerja (skill), tetapi juga meiliki kelebihan lain seperti sopan-santun, keramahan, keuletan, serta memiliki latar belakang agama sehingga didalam merawat orangtua jompo diperlakukan sebagaimana merawat orangtua sendiri. "Ini kelebihan yang dimiliki TKI," katanya.