Sesampainya mereka di kantor suasana dingin itu mencekam di antra mereka berdua. Baekhyun benar-benar tidak mengeluarkan sepatah kata lagi padanya dan itulah yang entah mengapa membuat Eunji uring-uringan. sesekali Eunji menoleh ke arah laki-laki yang berjarak tidak terlalu jauh dari meja kerjanya. Baekhyun yang terlihat fokus pada pekerjaannya sendiri itu kini lebih banyak diam dan tidak banyak bicara.
“Apa kau ada masalah? Ada apa denganmu dan Baekhyun?” Suara dari arah belakang Eunji membuatnya menoleh cepat dan menemukan Jino yang berdiri menyender pada meja kerja di samping Eunji.
“Kau menganggeykanku Jino”
Jino tersenyum kecil sambil meneguk minuman kaleng yang di genggamnya.
“Kau dan Baekhyun?” Jino mengerutkan keningnya, menunjukan wajah heran pada Eunji.
Eunji memutar bola matanya dan mendesis pelan “Aku tidak tahu” Eunji mengusap wajahnya dan berkata dengan nada meringis.
“Kalau begitu ceritalah denganku”
.
“Ch jadi karena anak itu. Sampai sekarang dia masih mengincar Baekhyun?” Jino mendesis pelan. “Ia tidak akan berhenti sampai ia mendapatkan keinginannya” balas Eunji. Jino mengangkat kepalanya dan ia menatap Eunji seperti sedang menelusuri sesuatu di balik wajah Eunji.
“Dan kau… ” Suara Jino terdengar lagi membuat Eunji menoleh kepadanya dan menatap Jino dengan kening berkerut.
“Aku? apa?” Wajah Eunji terlihat bingung sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri.
“kau menyukai Baekhyun juga bukan?”
deg
Eunji sama sekali tak bisa mengelak kata-kata itu. dan ia memilih untuk diam tanpa menjawab pertanyaan dari Jino.
Jino mengulurkan tangannya menggapai puncak kepala Eunji, mengacak acak rambut gadis itu sambil tersenyum tenang. “Tidak usah mengelak. aku tahu. lebih baik kau pikirkan lagi. aku rasa, dengan kau menjaga jarak dengannya itu tidak menyelesaikan apapun” Ucap Jino menenangkan. Eunji tersenyum tipis. tidak salah ia bercerita pada Jino, ia sudah seperti kakak bagi Eunji.
“terimakasih Jino” Eunji tersenyum.
“tentu”
.
Mengerikan. Hari ini benar benar mengerikan bagi Baekhyun. Yang terjadi hari jauh dari bayangannya bahkan tidak pernah terbayangkan terjadi seperti ini.
Baekhyun menghempaskan tubuhnya di sofa apartement nya. yang ia lakukan, ia tetap pulang larut walau tidak mengantar Eunji pulang. Dengan diam-diam menunggu gadis itu pulang dan sampai di apartemen, ia rela membuntuti Eunji hingga ia yakin tidak akan ada apa-apa yang terjadi pada gadis itu.
Sungguh, perasaan aneh, ini menyiksa.
Hari ini ia benar-benar tidak berinteraksi dengan Eunji. dan di tambah pemandangan aneh yang ia lihat tadi siang. ia rasa darahnya mengalir naik ketika melihat Jino dan Eunji berbicara di kantor. Mood nya hilang begitu saja termakan emosi, tak heran kalau beberapa orang yang berhadapan dengannya terkena sasaran emosi Baekhyun.
Baekhyun menarik nafas panjang berusaha mengendalikan emosi yang masih menjalar di dirinya.
ia berfikir. apa ia harus merelakan Eunji? apa ia harus melepaskan Eunji? walau Eunji memang bukan miliknya tapi sungguh ia tidak ingin Eunji menjadi milik orang lain.
Baekhyun meraih ponsel nya dan tak lama menempelkan ponsel itu di kupingnya.
angkat! aku mohon angkat! gumam barkhyun dalam hati.
tut….tut…tut..
Baekhyun menghembuskan nafasnya. kini ia menyadari bahwa Eunji memang menghindarinya, bahkan untuk mengangkat telepon darinya saja gadis itu tidak mau.
apa yang harus ia lakukan?
.
Semua sudah berubah. memang sulit untuk di percaya oleh Baekhyun. Hubungannya dan Eunji kini semakin jauh. Gadis itu terus menerus menghindar dari Baekhyun.
“Tunggu. Aku tahu kau ingin kita berjaga jarak tapi tidak seperti ini caranya.” Baekhyun menggapai tangan Eunji yang melewatinya tanpa menoleh sedikitpun.
Eunji tak merespon apa-apa hanya terdiam dengan tangan yang berada pada genggaman Baekhyun.
“aku mohon jangan bersikap seperti ini” ucap Baekhyun lagi dengan nada yang melemah.
Sesampainya mereka di kantor suasana dingin itu mencekam di antra mereka berdua. Baekhyun benar-benar tidak mengeluarkan sepatah kata lagi padanya dan itulah yang entah mengapa membuat Eunji uring-uringan. sesekali Eunji menoleh ke arah laki-laki yang berjarak tidak terlalu jauh dari meja kerjanya. Baekhyun yang terlihat fokus pada pekerjaannya sendiri itu kini lebih banyak diam dan tidak banyak bicara.
“Apa kau ada masalah? Ada apa denganmu dan Baekhyun?” Suara dari arah belakang Eunji membuatnya menoleh cepat dan menemukan Jino yang berdiri menyender pada meja kerja di samping Eunji.
“Kau menganggeykanku Jino”
Jino tersenyum kecil sambil meneguk minuman kaleng yang di genggamnya.
“Kau dan Baekhyun?” Jino mengerutkan keningnya, menunjukan wajah heran pada Eunji.
Eunji memutar bola matanya dan mendesis pelan “Aku tidak tahu” Eunji mengusap wajahnya dan berkata dengan nada meringis.
“Kalau begitu ceritalah denganku”
.
“Ch jadi karena anak itu. Sampai sekarang dia masih mengincar Baekhyun?” Jino mendesis pelan. “Ia tidak akan berhenti sampai ia mendapatkan keinginannya” balas Eunji. Jino mengangkat kepalanya dan ia menatap Eunji seperti sedang menelusuri sesuatu di balik wajah Eunji.
“Dan kau… ” Suara Jino terdengar lagi membuat Eunji menoleh kepadanya dan menatap Jino dengan kening berkerut.
“Aku? apa?” Wajah Eunji terlihat bingung sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri.
“kau menyukai Baekhyun juga bukan?”
deg
Eunji sama sekali tak bisa mengelak kata-kata itu. dan ia memilih untuk diam tanpa menjawab pertanyaan dari Jino.
Jino mengulurkan tangannya menggapai puncak kepala Eunji, mengacak acak rambut gadis itu sambil tersenyum tenang. “Tidak usah mengelak. aku tahu. lebih baik kau pikirkan lagi. aku rasa, dengan kau menjaga jarak dengannya itu tidak menyelesaikan apapun” Ucap Jino menenangkan. Eunji tersenyum tipis. tidak salah ia bercerita pada Jino, ia sudah seperti kakak bagi Eunji.
“terimakasih Jino” Eunji tersenyum.
“tentu”
.
Mengerikan. Hari ini benar benar mengerikan bagi Baekhyun. Yang terjadi hari jauh dari bayangannya bahkan tidak pernah terbayangkan terjadi seperti ini.
Baekhyun menghempaskan tubuhnya di sofa apartement nya. yang ia lakukan, ia tetap pulang larut walau tidak mengantar Eunji pulang. Dengan diam-diam menunggu gadis itu pulang dan sampai di apartemen, ia rela membuntuti Eunji hingga ia yakin tidak akan ada apa-apa yang terjadi pada gadis itu.
Sungguh, perasaan aneh, ini menyiksa.
Hari ini ia benar-benar tidak berinteraksi dengan Eunji. dan di tambah pemandangan aneh yang ia lihat tadi siang. ia rasa darahnya mengalir naik ketika melihat Jino dan Eunji berbicara di kantor. Mood nya hilang begitu saja termakan emosi, tak heran kalau beberapa orang yang berhadapan dengannya terkena sasaran emosi Baekhyun.
Baekhyun menarik nafas panjang berusaha mengendalikan emosi yang masih menjalar di dirinya.
ia berfikir. apa ia harus merelakan Eunji? apa ia harus melepaskan Eunji? walau Eunji memang bukan miliknya tapi sungguh ia tidak ingin Eunji menjadi milik orang lain.
Baekhyun meraih ponsel nya dan tak lama menempelkan ponsel itu di kupingnya.
angkat! aku mohon angkat! gumam barkhyun dalam hati.
tut….tut…tut..
Baekhyun menghembuskan nafasnya. kini ia menyadari bahwa Eunji memang menghindarinya, bahkan untuk mengangkat telepon darinya saja gadis itu tidak mau.
apa yang harus ia lakukan?
.
Semua sudah berubah. memang sulit untuk di percaya oleh Baekhyun. Hubungannya dan Eunji kini semakin jauh. Gadis itu terus menerus menghindar dari Baekhyun.
“Tunggu. Aku tahu kau ingin kita berjaga jarak tapi tidak seperti ini caranya.” Baekhyun menggapai tangan Eunji yang melewatinya tanpa menoleh sedikitpun.
Eunji tak merespon apa-apa hanya terdiam dengan tangan yang berada pada genggaman Baekhyun.
“aku mohon jangan bersikap seperti ini” ucap Baekhyun lagi dengan nada yang melemah.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
