Kegiatan Latihan Intensif dan MSR Iaido & SMR Jodo shiken (Yame, Fukuoka, Japan Tgl 26 Februari s/d 03 Maret 2015.
LESSONS LEARNED ... continued
3.SENSITIFITAS, EMPATI, & KEARIFAN
Begitu mendarat di bandara Fukuoka, di sana Sensei Higuchi Masami, Sensei Izumi, dan Sensei Murakami sudah menunggu. Dua orang guru besar dan satu orang praktisi senior yang kalau dari segi senioritas sudah sangat pantas juga jadi Sensei kita datang menjemput. Tidak dapat diterima akal sehat. Mereka yang butuh kita atau kita yang butuh mereka? Yang butuh adalah kita. Para beliau adalah Sensei kita. Pelajarannya justru sudah mulai dari situ. Yang saya tangkap 'the real lesson' untuk menjadi seorang Budoka sejati sudah langsung diajarkan begitu kita mendarat. Tidak dengan kata-kata tetapi langsung dengan contoh perbuatan nyata. Para Sensei sudah menunjukkan 'greatness'. Bukan kita yang seharusnya diperlakukan begitu melainkan sebaliknya. Tetapi dengan penuh kearifan, para Sensei mampu melupakan status sebagai guru besar, karena bisa merasakan perjalanan yang ditempuh para muridnya. Jadi bagaimana membalasnya? Dan apakah bisa dibalas? Kalau memang mau balas benar berarti Sensei Higuchi, Sensei Izumi, & Sensei Murakami harus jadi murid kita dulu dan tentu saja itu tidak mungkin. Jadi harus bagaimana? Bagaimana seharusnya menyikapinya? Apakah cukup dengan berkata " Wow....saya terharu"? Itu hanyalah ungkapan emosional sesaat yang biasanya tidak berlangsung lama dan tidak meresap. Mari kita sikapi dengan dewasa dan bukan dengan euforia. Penghargaan tertinggi terhadap setiap orang yang memberikan ajaran adalah dengan mengamalkan ajaran yang diturunkan. Para Sensei sudah mencontohkan, mari kita berusaha implementasikan di Seishukan Indonesia. Terhadap sesama anggota dan orang lain yang potensial menjadi anggota. Marilah sensitif dengan kondisi orang yang berbeda beda. Pada saat ada yang kurang pantas mari kita sikapi dengan empati seolah berkata "It is wrong but it is understandable. Now it is our duty to put it right". Menegur dengan santun karena sasaran adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Sehingga impian Seishukan sebagai satu keluarga tercapai. Kita pingin madu jangan malah kita pukul sarang lebahnya. Kita jangan hanya kagum dengan kualitas personality Sensei Higuchi dan Sensei Izumi tetapi berusahalah memilikinya juga.
4. KEPERDULIAN dan PENGORBANAN
Sensei Izumi dan Sensei Murakami apa tidak bekerja? OK lah Sensei Higuchi Masami waktunya lebih flexible. Sensei Izumi bahkan sampai cuti untuk mendampingi murid yang mau ujian. Sensei Murakami yang rumahnya sangat jauh harus datang dan pergi untuk antar jemput. Sudah diberikan contoh kepada kita jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa mendampingi pada saat beliau-beliau datang ke Indonesia. Yang kerja cutilah barang sehari dua hari sehingga selalu ada yang mendampingi. Yang punya usah manage lah supaya ada barang satu dua hari bisa dampingi para Sensei full day. Para Sensei sudah MENULARKAN hal-hal yang baik kita terimalah jangan malah antibody yang kita tingkatkan.
5. HAL MENYIKAPI UJIAN & LATIHAN
Obrolan di meja makan sebelum pulang ke Indonesia. Saya sangat terkesan ucapan Sensei Izumi :" JANGANLAH UJIAN HANYA SUPAYA NAMAMU DITULISKAN DI ATAS KERTAS (maksudnya selembar sertifikat), KARENA KALAU BEGITU TIDAK AKAN ADA ARTINYA. WALAUPUN LEVELMU TIDAK ADA, TETAPI KALAU TEKNIKMU BAGUS, ORANG-ORANG AKAN DATANG UNTUK BELAJAR". Superb! Ujian penting tetapi yang terpenting konsistensi latihan.
Sekian.
Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Mohon maaf juga kalau ada kalimat atau kata-2 yang membingunkan. Harap maklum waktu sekolah saya hanya dapat nilai 7 pelajaran Bahasa Indonesia.
Semoga Seishukan Indonesia jaya.
結果 (
日本語) 1:
[コピー]コピーしました!
集中的な運動活動および MSR 居合道・浄土 SMR 試験 (八女、福岡県の日付 2 月 26 日、s は/d 2015 年 3 月 3 日。得られた教訓、... 続き3. 感度、共感、& 知恵Begitu mendarat di bandara Fukuoka, di sana Sensei Higuchi Masami, Sensei Izumi, dan Sensei Murakami sudah menunggu. Dua orang guru besar dan satu orang praktisi senior yang kalau dari segi senioritas sudah sangat pantas juga jadi Sensei kita datang menjemput. Tidak dapat diterima akal sehat. Mereka yang butuh kita atau kita yang butuh mereka? Yang butuh adalah kita. Para beliau adalah Sensei kita. Pelajarannya justru sudah mulai dari situ. Yang saya tangkap 'the real lesson' untuk menjadi seorang Budoka sejati sudah langsung diajarkan begitu kita mendarat. Tidak dengan kata-kata tetapi langsung dengan contoh perbuatan nyata. Para Sensei sudah menunjukkan 'greatness'. Bukan kita yang seharusnya diperlakukan begitu melainkan sebaliknya. Tetapi dengan penuh kearifan, para Sensei mampu melupakan status sebagai guru besar, karena bisa merasakan perjalanan yang ditempuh para muridnya. Jadi bagaimana membalasnya? Dan apakah bisa dibalas? Kalau memang mau balas benar berarti Sensei Higuchi, Sensei Izumi, & Sensei Murakami harus jadi murid kita dulu dan tentu saja itu tidak mungkin. Jadi harus bagaimana? Bagaimana seharusnya menyikapinya? Apakah cukup dengan berkata " Wow....saya terharu"? Itu hanyalah ungkapan emosional sesaat yang biasanya tidak berlangsung lama dan tidak meresap. Mari kita sikapi dengan dewasa dan bukan dengan euforia. Penghargaan tertinggi terhadap setiap orang yang memberikan ajaran adalah dengan mengamalkan ajaran yang diturunkan. Para Sensei sudah mencontohkan, mari kita berusaha implementasikan di Seishukan Indonesia. Terhadap sesama anggota dan orang lain yang potensial menjadi anggota. Marilah sensitif dengan kondisi orang yang berbeda beda. Pada saat ada yang kurang pantas mari kita sikapi dengan empati seolah berkata "It is wrong but it is understandable. Now it is our duty to put it right". Menegur dengan santun karena sasaran adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Sehingga impian Seishukan sebagai satu keluarga tercapai. Kita pingin madu jangan malah kita pukul sarang lebahnya. Kita jangan hanya kagum dengan kualitas personality Sensei Higuchi dan Sensei Izumi tetapi berusahalah memilikinya juga.4. KEPERDULIAN dan PENGORBANANSensei Izumi dan Sensei Murakami apa tidak bekerja? OK lah Sensei Higuchi Masami waktunya lebih flexible. Sensei Izumi bahkan sampai cuti untuk mendampingi murid yang mau ujian. Sensei Murakami yang rumahnya sangat jauh harus datang dan pergi untuk antar jemput. Sudah diberikan contoh kepada kita jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa mendampingi pada saat beliau-beliau datang ke Indonesia. Yang kerja cutilah barang sehari dua hari sehingga selalu ada yang mendampingi. Yang punya usah manage lah supaya ada barang satu dua hari bisa dampingi para Sensei full day. Para Sensei sudah MENULARKAN hal-hal yang baik kita terimalah jangan malah antibody yang kita tingkatkan.5. HAL MENYIKAPI UJIAN & LATIHANObrolan di meja makan sebelum pulang ke Indonesia. Saya sangat terkesan ucapan Sensei Izumi :" JANGANLAH UJIAN HANYA SUPAYA NAMAMU DITULISKAN DI ATAS KERTAS (maksudnya selembar sertifikat), KARENA KALAU BEGITU TIDAK AKAN ADA ARTINYA. WALAUPUN LEVELMU TIDAK ADA, TETAPI KALAU TEKNIKMU BAGUS, ORANG-ORANG AKAN DATANG UNTUK BELAJAR". Superb! Ujian penting tetapi yang terpenting konsistensi latihan.Sekian.Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Mohon maaf juga kalau ada kalimat atau kata-2 yang membingunkan. Harap maklum waktu sekolah saya hanya dapat nilai 7 pelajaran Bahasa Indonesia.Semoga Seishukan Indonesia jaya.
翻訳されて、しばらくお待ちください..