Titel Generasi Penghancur dengan visualisasi berbagai atribut perang tak lantas mendeklarasikan G.A.S sebagai kolektif ugal-ugalan yang semata-mata muncul dari dasar bumi untuk memberontak. Coba simak bait demi bait yang mereka nyanyikan; “Garuda di dadaku, Garuda tidak di dadamu/Kalian pecundang keparat, pecundang penipu rakyat”, sepotong lirik penuh amuk itu menjadi eksposisi terhadap era kekinian yang dianggap sudah penuh kekacauan. Tidak salah jika unit grindcore Surabaya ini menamainya sebagai Generasi Penghancur.
“Kalau kita berbicara sebuah negara, pasti akan ada beberapa generasi. Mulai dari generasi perintis yang dilanjutkan oleh generasi pembangun lalu generasi penikmat hingga era terakhir yaitu generasi penghancur,” ucap Samir, gitaris G.A.S. Menurutnya, sisi negatif dari kehidupan sosial dan politik saat ini punya andil cukup besar dalam menimbulkan gesekan humanis yang perlahan menurunkan kualitas individu, dan itulah yang coba mereka teriakan lewat debut EP Generasi Penghancur. “Album ini sifatnya multi tafsir, tidak terpaut hanya pada beberapa aspek saja, tergantung pendengarnya,” lanjutnya.
Meski singkat, lima lagu yang ada di dalamnya dirasa sudah cukup menyalurkan kegelisahan Samir, Raynold, Inri dan Sari. Reformasi Palsu, Deklarasi Kebodohan dan Ode Pecundang; ketiganya melebur tanpa batas, perpaduan speed ala grindcore serta irama death metal sukses menyuguhkan kemurkaan mereka. Tidak perlu idiom atau penghalus makna lainnya, G.A.S dengan natural mencerca siapapun yang merasa telah menjadi pecundang. Album Generasi Penghancur makin lengkap dengan dua lagu cover dari Tengkorak berjudulOknum dan Suffer the Children dari Napalm Death yang turut mengisi tracklist; dua lagu yang cukup berpengaruh dalam terbentuknya G.A.S enam tahun silam.
EP ini sebenarnya juga merupakan titik awal berakhirnya penantian full album mereka yang tak kunjung kelar sejak dua tahun lalu. Dikarenakan lambannya proses finishing LP, G.A.S sepakat untuk merekam satu lagu baru yang dikombinasikan dengan dua lagu lama. “Beberapa materi lain untuk full album sebenarnya juga sudah selesai, tapi kami tahan dulu untuk rilisan berikutnya,” imbuh Samir. Layaknya grind blast yang lekat dengan mereka, progress G.A.S yang dihuni para veteran underground Kota Pahlawan ini juga berjalan cukup cepat nan agresif. Pertanyaannya, jika generasi penghancur sudah menjadi era terakhir, lalu generasi apalagi yang akan hadir di album berikutnya?