Orang tua mana yang tidak pilu melihat kondisi trauma anak pasca kasus pelecehan seksual yang baru dialaminya di TK Jakarta International School (JIS). Apalagi setelah mengetahui sekolah yang dibayar mahal setiap bulannya itu ternyata tak berizin.
"Nanti (anak) saya pindah sekolah. Apalagi setelah ada statement sekolah, apa kah ibu nggak malu kalau anaknya kembali ke sekolah kita (JIS) kemudian teman-teman ledekin dia. Saya bilang, siapa yang mau kembali ke sekolah Anda. Begitu sombongnya Anda berpikir anak saya akan kembali ke sana, memang sekolah itu saja yang internasional," ucap ibu tersebut dengan nada penuh emosi.
Hal ini diungkapkan usai konferensi pers di Griya Dewantara, Jl RS Fatmawati No 16-18, Jaksel, Sabtu (19/4/2014).
Dia ditemani suaminya mengaku kecewa dan merasa tertipu oleh keamanan sekolah bertaraf internasional tersebut. Terlebih, setelah terkuak kalau dari tahun 1992 TK JIS belum memiliki izin operasional.
"Iyalah, kamu mau masuk tidak ada izin, bayar Rp 20 jutaan mau perbulan, itu makanya jengkel saya. Merasa dikhianati," lanjutnya.
Sang Bunda juga membantah keras tudingan pihak sekolah yang mengatakan kondisi keluarganya tidak harmonis. Sehingga, anak bisa mengalami kasus kekerasan seksual.
"Karena keadaan rumahnya harmonis, mental anaknya bisa cepat sembuh. Jadi apa yang dibilang JIS soal saya dan suami tidak harmonis terbantahkan. Tanya saja Kak Seto, beliau nggak mungkin bohong," tegas perempuan yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans ini.
"Betapa sombongnya petinggi-petinggi JIS itu bilang ke ibu korban. Saya memasukkan anak saya bayar bukan mengemis," pungkasnya.
Orang tua mana yang tidak pilu melihat kondisi trauma anak pasca kasus pelecehan seksual yang baru dialaminya di TK Jakarta International School (JIS). Apalagi setelah mengetahui sekolah yang dibayar mahal setiap bulannya itu ternyata tak berizin.
"Nanti (anak) saya pindah sekolah. Apalagi setelah ada statement sekolah, apa kah ibu nggak malu kalau anaknya kembali ke sekolah kita (JIS) kemudian teman-teman ledekin dia. Saya bilang, siapa yang mau kembali ke sekolah Anda. Begitu sombongnya Anda berpikir anak saya akan kembali ke sana, memang sekolah itu saja yang internasional," ucap ibu tersebut dengan nada penuh emosi.
Hal ini diungkapkan usai konferensi pers di Griya Dewantara, Jl RS Fatmawati No 16-18, Jaksel, Sabtu (19/4/2014).
Dia ditemani suaminya mengaku kecewa dan merasa tertipu oleh keamanan sekolah bertaraf internasional tersebut. Terlebih, setelah terkuak kalau dari tahun 1992 TK JIS belum memiliki izin operasional.
"Iyalah, kamu mau masuk tidak ada izin, bayar Rp 20 jutaan mau perbulan, itu makanya jengkel saya. Merasa dikhianati," lanjutnya.
Sang Bunda juga membantah keras tudingan pihak sekolah yang mengatakan kondisi keluarganya tidak harmonis. Sehingga, anak bisa mengalami kasus kekerasan seksual.
"Karena keadaan rumahnya harmonis, mental anaknya bisa cepat sembuh. Jadi apa yang dibilang JIS soal saya dan suami tidak harmonis terbantahkan. Tanya saja Kak Seto, beliau nggak mungkin bohong," tegas perempuan yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans ini.
"Betapa sombongnya petinggi-petinggi JIS itu bilang ke ibu korban. Saya memasukkan anak saya bayar bukan mengemis," pungkasnya.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
