Sepasang gajah Sumatera, masing-masing Ida dan Aswathana, secara resmi hadir sebagai 'tamu' di Taman Safari Perfektural Gunma, sekitar 120 kilometer dari Tokyo, Jepang. Kedua gajah berusia lima tahun ini hadir atas dasar kerjasama antara Taman Safari Gunma dengan Taman Safari Indonesia.
Peresmian kehadiran kedua gajah di atas berlangsung di Taman Safari Gunma pada Selasa (1/7) dan disaksikan oleh petinggi KBRI Tokyo. Antara lain, Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, Atase Kehutanan Maidiward, Fungsi Pensosbud Agus Heryana dan Direktur Taman Safari Indonesia, Frans Manansang. Sementara dari pihak Jepang diwakili oleh Direktur Taman Safari Gunma, Kunihiko Takahashi serta pejabat lainnya.
Dubes Yusron menyampaikan apresiasi atas kerjasama antara Taman Safari Indonesia dan Gunma Safari Park. Apalagi, kerjasama tersebut tidak hanya pertukaran satwa, tetapi juga di bidang konservasi satwa dan habitatnya, penanaman pohon dan lain-lain.
Sebelum ini, Indonesia juga pernah meminjamkan satwa lain seperti Orang Utan, Macan Tutul, Harimau Sumatera, Macan Kumbang, Harimau Putih, Burung Cendrawasih dan sebagainya, yang cukup mendorong keingintahuan masyarakat Jepang akan satwa asal Indonesia.
"Taman Safari Gunma telah berdiri sejak 35 tahun yang lalu, sementara kerjasama antara Taman Safari Gunma dengan Taman Safari Indonesia telah berjalan selama 12 tahun. Kedua taman safari juga terikat dalam kerjasama persahabatan dalam bentuk 'Sister Park'," kata Yusron lewat rilis yang dikirim oleh KBRI Tokyo, Selasa (1/7).
Direktur Taman Safari Indonesia, Frans Manansang menambahkan bahwa kerjasama seperti ini sangat positif. Dia menyebutkan bahwa Jalak Bali yang di Bali sendiri telah punah, justru kini hadir kembali di Bali berkat sumbangan dari penangkaran di luar negeri.
"Beberapa jenis satwa lainnya, juga sama seperti ini. Saat peresmian kehadiran kedua gajah, pihak Taman Safari Gunma menyerahkan bantuan uang tunai untuk disampaikan kepada penangkaran gajah di Waikambas, Bengkulu," terang Frans.
Sepasang gajah Sumatera, masing-masing Ida dan Aswathana, secara resmi hadir sebagai 'tamu' di Taman Safari Perfektural Gunma, sekitar 120 kilometer dari Tokyo, Jepang. Kedua gajah berusia lima tahun ini hadir atas dasar kerjasama antara Taman Safari Gunma dengan Taman Safari Indonesia.
Peresmian kehadiran kedua gajah di atas berlangsung di Taman Safari Gunma pada Selasa (1/7) dan disaksikan oleh petinggi KBRI Tokyo. Antara lain, Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, Atase Kehutanan Maidiward, Fungsi Pensosbud Agus Heryana dan Direktur Taman Safari Indonesia, Frans Manansang. Sementara dari pihak Jepang diwakili oleh Direktur Taman Safari Gunma, Kunihiko Takahashi serta pejabat lainnya.
Dubes Yusron menyampaikan apresiasi atas kerjasama antara Taman Safari Indonesia dan Gunma Safari Park. Apalagi, kerjasama tersebut tidak hanya pertukaran satwa, tetapi juga di bidang konservasi satwa dan habitatnya, penanaman pohon dan lain-lain.
Sebelum ini, Indonesia juga pernah meminjamkan satwa lain seperti Orang Utan, Macan Tutul, Harimau Sumatera, Macan Kumbang, Harimau Putih, Burung Cendrawasih dan sebagainya, yang cukup mendorong keingintahuan masyarakat Jepang akan satwa asal Indonesia.
"Taman Safari Gunma telah berdiri sejak 35 tahun yang lalu, sementara kerjasama antara Taman Safari Gunma dengan Taman Safari Indonesia telah berjalan selama 12 tahun. Kedua taman safari juga terikat dalam kerjasama persahabatan dalam bentuk 'Sister Park'," kata Yusron lewat rilis yang dikirim oleh KBRI Tokyo, Selasa (1/7).
Direktur Taman Safari Indonesia, Frans Manansang menambahkan bahwa kerjasama seperti ini sangat positif. Dia menyebutkan bahwa Jalak Bali yang di Bali sendiri telah punah, justru kini hadir kembali di Bali berkat sumbangan dari penangkaran di luar negeri.
"Beberapa jenis satwa lainnya, juga sama seperti ini. Saat peresmian kehadiran kedua gajah, pihak Taman Safari Gunma menyerahkan bantuan uang tunai untuk disampaikan kepada penangkaran gajah di Waikambas, Bengkulu," terang Frans.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
