TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim sistem early warning (peringatan dini) banjir berfungsi dengan baik. "Sudah ada dan berfungsi," katanya di Balai Kota, Senin, 9 Februari 2015.
Hanya, ia tak menyangka hujan yang turun sangat deras. "Kami tak nyangka besar banget intensitasnya," ujarnya. Hujan lokal dan rob akhirnya menimbulkan genangan hampir di seluruh penjuru Ibu Kota.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan sistem peringatan dini berfungsi ketika hujan turun di daerah hulu. "Kalau hujan lokal enggak," ucapnya. Di Bogor daerah hulu, ujar dia, belum hujan. "Yang hujan di sini."
Hujan yang mengguyur seharian penuh menyebabkan sejumlah genangan di Ibu Kota. Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta menyebutkan ada 49 titik genangan di Jakarta. Salah satunya di kawasan Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat dengan banjir setinggi 10-50 sentimeter.
Agus mengatakan genangan disebabkan fenomena rob yang masuk hingga daerah tengah Jakarta. "Rob-nya cukup tinggi sampai 210 sentimeter. Jadi itu yang menyebabkan genangan tinggi," ucapnya.
Selain kawasan Istana, Agus menambahkan, wilayah lain yang terdampak rob adalah kawasan Sunter, Kelapa Gading, Yos Sudarso, Gunung Sahari, hingga Pecenongan. Termasuk banjir di kawasan Batu Ceper, Tangerang, karena Kali Beton tersambung dengan Waduk Pluit di Jakarta Utara. "Jadi Waduk Pluit ini yang bisa menyelesaikan genangan di kawasan Istana juga," ujarnya.
Selain itu, penyebab genangan juga karena hujan lokal yang intensitasnya tinggi. "Ini hujan dari semalam sampai sekarang," katanya. Kalau di daerah hulu, hujannya tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang kering. "Hujan lokal ditambah rob jadi tinggi. Jadinya enggak bisa mengalir dengan lancar ke sana secara gravitasi.