Suatu sore paman Wardi datang ke rumah kami. Air mukanya tampak cerah sekali.
“Paman lagi senang, ya!” kataku sambal menyilakannya duduk.
“Ah, tidak juga, Irpan! Ini buah salak, oleh-oleh untukmu dari Bali.”
“Terima kasih. Paman baru pulang dari Bali, ya?” tanyaku.
“Sabar dulu, Irpan. Biarkan paman duduk dulu!” kata Ayah.
“Tidak apa-apa, Saya memang ingin bertemu dengan Irpan dan Dewi karena saya pernah berjanji untuk bercerita tentang pengalaman saya.” Kata paman Wardi kepada Ayah.