PENCARIAN pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, melibatkan tim dari berbagai negara.
Salah satu negara yang berpartisipasi dalam operasi tersebut, Jepang. Negara Matahari Terbit tersebut mengirimkan dua Kapal Perusak, yaitu JS Takanami DD-110 dan JS Onami DD-111 yang dioperasikan Japan Self Defend Force atau (JSDF). Pasukan Bela Diri Laut atau Kaijo Jietai Jepang itu, telah beroperasi sejak 31 Desember 2014, tiga hari setelah pesawat Airbus itu dinyatakan hilang, Minggu (28/12).
“Dua kapal perusak tersebut masing-masing dilengkapi satu helikopter jenis seahawk untuk pencarian para korban,” jelas Chief Koordinator tim JSDF Mayor Kazumi Naganuma kepada Borneonews di Posko Utama pencarian AirAsia, Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kobar, Rabu (7/1).
Naganuma menjelaskan kondisi cuaca yang seringkali berubah serta gelombang laut tinggi, salah satu kendala yang menyulitkan pencarian korban. Sebelum ke Indonesia, kedua kapal JSDF ini melaksanakan operasi pengawalan antibajak laut di Teluk Aden, Somalia dan dalam perjalanan ke pangkalan di Yokosuka.
Mulai hari ini, Jumat (9/1), operasi pencarian yang dikoordinir Badar SAR Nasional (Basarnas), mulai mengurangi keterlibatan asing. Dua kapal Jepang, tambahan kekuatan akan meninggalkan missioPangkalan Bun.
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan, sedikit demi sedikit kekuatan dari luar dikurangi, sehingga kekuatan yang ada tidak berlebihan tapi ekfektif. “Fokus masih sama pencarian korban dan evakuasi black box, sampai saat ini jenasah terkonfim masih berjumlah 40 korban,” katanya di Kantor Basarnas, Jakarta, Kamis (8/1).
Soelistyo mengatakan, Basarnas mempertimbangan efektivitas dan efisiensi dari banyaknya jumlah bantuan hingga memutuskan untuk menghentikannya. Selain itu, dua kapal Jepang itu, telah memiliki jadwal menuju perairan Filipina. “Jepang bukan tak mau bantu lagi, mereka mau mengganti kapal itu. Saya tahan dulu, karena kondisi di wilayah operasi, serta hasil evaluasi, belum butuh penggantian kapal,” kata Soelistyo. (YD/B-1).