Baekhyun tersenyum tipis, bangkit dari duduknya dan berdiri sejajar dengan Jino. “Aku bisa membaca pikiran mu Jino.” sahut Baekhyun sambil menepuk bahu Jino pelan. “Yak! bisa kah kau menutup mulut mu?” Wajah jino terlihat sedikit kesal sedangkah Baekhyun hanya terkekeh geli.
Eunji memandangi dua laki-laki di hadapannya dengan dahi berkerut dan wajah bingung. Ia belum bisa memahami apa maksud dari kedua laki-laki di depannya itu.
.
Kini semua berjalan seperti saat kemarin dan semua berjalan terus menerus. Dimana kala Eunji harus pulang malam karena kerjaan nya belum selesai dan saat itu pula Eunji selalu menemukan Baekhyun masih berada di kantornya, dengan alasan berbagai macam keperluan yang mengharuskan ia untuk pulang lebih larut. Dimana Eunji mau tidak mau menerima ajakan Baekhyun untuk menumpang mobilnya untuk pulang maupun berangkat menuju kantor.
Eunji sedikit berfikir, ini tidak seperti kata ‘kebetulan’ ini aneh, namun ia tidak mempermasalahkan hal itu. dan selama itu pula ia merasakan sesuatu yang nyaman ketika berada di sebelah laki-laki yang selalu bersikap baik kepadanya. Apa ia salah merasakan hal seperti ini?
Eunji membuka ponselnya setelah ponsel itu bergetar dan berbunyi kecil di meja kerjanya.
‘biarkan hari ini aku menemanimu pulang kantor, ok?’
Eunji tersenyum tipis dan menoleh kearah kirinya dimana Baekhyun duduk di kursi tempat kerjanya. Baekhyun yang masih memegang ponsel kini melirik ke arah Eunji sambil mengangkat alisnya.
Eunji tertawa kecil dan menggerakan jarinya untuk membalas message itu.
‘baiklah byun’
send
.
“Aku sering merepotkanmu sekarang. Kau sampai mau mengantarku untuk belanja keperluan sehari-hari.”
Baekhyun tersenyum manis seperti biasanya dan menoleh ke arah Eunji yang sibuk mengenggam beberapa kantong belanjaan di kedua tangan nya. “Sepertinya sudah menjadi kebiasaanku di repot kan olehmu” Jawab Baekhyun sambil terkekeh.