Terlepas dari semua kontroversi di atas, satu hal yang harus menjadi perhatian seluruh stakeholders kelistrikan di Tanah Air adalah bagimana upaya mewujudkan kemandirian listrik di Bali. Boleh di bilang, sekarang ini Bali belum menjadi provinsi yang mandiri dalam kelistrikan. Sementara, kebutuhan listrik Bali dari waktu ke waktu pastinya akan semakin meningkat.
Bukan hanya sekadar memenuhi pasokan 20% masyarakat yang belum mendapat aliran listrik, tetapi juga untuk memenuhi tambahan pasokan listrik yang dibutuhkan industri yang juga pasti akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sekarang ini, daya listrik di Bali baru mencapai 600 MW dan 200 MW diantaranya dipasok dari luar Bali. Permintaan listrik di Bali setiap tahun diperkirakan akan meningkat dalam kisaran 10%, sehingga pada 2017 kebutuhan listrik Bali akan mencapai 1.017 MW.
Kendati masih belum Mandiri sepenuhnya soal kelistrikan, namun Bali termasuk daerah yang sangat memerhatikan lingkungan. Provinsi Bali, seperti acapkali diungkap oleh Gubernurnya, Made Mangku, menolak proyek eksplorasi panas bumi (geothermal) di Bedugul, Tabanan, Bali. Proyek tersebut diperkirakan memiliki kapasitas geothermal sekitar 3X55 MW atau total sekitar 165 MW yang awalnya akan dikembangkan oleh Energi Limited sebagai pengembang.
Meskipun geothermal merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan, namun dengan alasan bahwa proyek tersebut bertentangan dengan konsep Bali menuju Green Province karena harus mengorbankan 4 hektar hutan lindung serta pura-pura di sekitarnya, maka provinsi tersebut menolak pembangunan geothermal Bedugul. Alhasil, Bali kini masih sangat tergantung dengan pembangkit listrik tenaga diesel Pesanggaran, Denpasar yang memiliki kapasitas sebesar 55 MW, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Pesanggaran sebesar 106 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTG Pemaron 2x40 MW. Pembangkit-pembangkit inilah yang dituding melakukan pemborosan karena masih belum dapat sepenuhnya menggunakan bahan bakar gas yang dianggap jauh lebih hemat dari bahan bakar solar.
Alternatif lain yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pasokan daya listrik di Bali adalah PLTU Celukanbawang, Gerokgak di Buleleng. Proyek pembangunan PLTU tersebut memang sempat terhambat selama setahun namun akhirnya tetap dilanjutkan. PLTU tersebut diperkirakan mampu menghasilkan listrik berkapasitas 1.029 MW, yakni sebesar 3 x 143 MW dan 2 x 330 MW.