KEBAJIKAN TANPA PERBANDINGAN
M: Guru, apakah kebajikan itu memberi kesenangan?
G: Tujuan kebajikan bukanlah kesenangan, Muridku.
M: Bukankah kebanggaan telah melakukan kebaikan itu menyenangkan?
G: Jika kau melakukan kebajikan namun kau bangga telah melakukannya, maka itu bukanlah praktik sejati. Itu bukanlah cara praktik yang memberi ketenteraman bathinmu.
M: Lalu apa yang mesti aku alami setelah melakukan kebajikan?
G: Kebajikan yang tulus itu selalu melegakan, Anakku.
M: Apa yang membedakan antara kelegaan dengan kesenangan?
G: Kesenangan itu didasari pola perbandingan. Bisa jadi ketika ada orang yang melakukan kebajikan lain, yang barangkali nampak lebih tinggi, kau merasa irihati. Atau ketika kau merasa kebajikanmu lebih tinggi dari orang lain, kau meremehkan orang itu. Kesenangan itu selalu memicu perbandingan tinggi rendah seperti itu. Itulah mengapa aku katakan bahwa hal itu tidak membawa ketenteraman. Berbeda dengan kelegaan. Kelegaan adalah kelegaan. Tidak perlu persetujuan orang lain. Kelegaan hanya bisa didapat dengan metode kebajikan yang tulus. Ketulusan membuat pola perbandingan tidak mengembangkan dirinya. Dengan tanpa perbandingan maka hidupmu akan tenteram, Anakku.