Jenazah perempuan itu tiba di kamar mayat sekitar pukul 01.50. Kondisi tubuhnya tak lagi lengkap. Tanpa pergelangan tangan kanan-kiri, pergelangan kaki kanan-kiri, serta tak ada kepala. Sementara badannya masih terbungkus pakaian selam warna hitam, lengkap dengan tempat tabung oksigen di bagian punggung.
Dugaan mayat berwarga negara Jepang berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan polisi Bali. Diduga mayat perempuan itu bernama Shoko Takahashi yang hilang sejak pertengahan Februari di perairan Nusa Lembongan, Bali.
Menurut Slamet, mayat Shoko pertama kali ditemukan tersangkut di karang Watu Nyonya oleh nelayan Sendangbiru pada Jumat, 14 Maret 2014. Nelayan lalu melapor ke polisi. Laporan nelayan ditindaklanjuti dengan menyusuri lokasi penemuan mayat. Namun arus laut sempat menggeser posisi mayat, sehingga tim pencari tak bisa menemukannya.
Nelayan lain melaporkan penemuan mayat serupa di pinggir Pantai Pulau Sempu, cagar alam seluas 877 hektare yang menyatu dengan obyek wisata Pantai Sendangbiru. Dari informasi itu, tim pencari dari polisi, TNI Angkatan Laut, relawan Palang Merah Indonesia, dan warga setempat melanjutkan penelusuran pada Sabtu sore, pukul 15.00.
Ternyata posisi mayat tergeser 400 meter dari lokasi penemuan awal atau berjarak sekitar satu kilometer dari Dermaga Sendangbiru. "Karena medan berat dan keterbatasan alat, evakuasi baru bisa dilakukan pukul 18.00 sampai 20.30," ujar Slamet. "Dan kami akan menghubungi Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya untuk memastikan identitas mayat itu."
Sebelumnya, sekitar tujuh penyelam Jepang sempat hilang di Perairan Nusa Lembongan, Bali, pada pertengahan Februari 2014. ketika itu mereka sedang merayakan 100 kali penyelaman bersama. Tapi ketujuh penyelam itu terseret arus bawah laut yang mendadak berubah sangat cepat. Setelah empat hari pencarian, lima orang ditemukan selamat, seorang meninggal bernama Ritsuko Miyata, dan tinggal Shoko Takahashi yang belum ditemukan.
Takahashi berasal dari Morioka, Prefektur Iwate. Berumur 35 tahun, ia bersuamikan pria Indonesia dan menetap di Bali.
Jenazah perempuan itu tiba di kamar mayat sekitar pukul 01.50. Kondisi tubuhnya tak lagi lengkap. Tanpa pergelangan tangan kanan-kiri, pergelangan kaki kanan-kiri, serta tak ada kepala. Sementara badannya masih terbungkus pakaian selam warna hitam, lengkap dengan tempat tabung oksigen di bagian punggung.
Dugaan mayat berwarga negara Jepang berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan polisi Bali. Diduga mayat perempuan itu bernama Shoko Takahashi yang hilang sejak pertengahan Februari di perairan Nusa Lembongan, Bali.
Menurut Slamet, mayat Shoko pertama kali ditemukan tersangkut di karang Watu Nyonya oleh nelayan Sendangbiru pada Jumat, 14 Maret 2014. Nelayan lalu melapor ke polisi. Laporan nelayan ditindaklanjuti dengan menyusuri lokasi penemuan mayat. Namun arus laut sempat menggeser posisi mayat, sehingga tim pencari tak bisa menemukannya.
Nelayan lain melaporkan penemuan mayat serupa di pinggir Pantai Pulau Sempu, cagar alam seluas 877 hektare yang menyatu dengan obyek wisata Pantai Sendangbiru. Dari informasi itu, tim pencari dari polisi, TNI Angkatan Laut, relawan Palang Merah Indonesia, dan warga setempat melanjutkan penelusuran pada Sabtu sore, pukul 15.00.
Ternyata posisi mayat tergeser 400 meter dari lokasi penemuan awal atau berjarak sekitar satu kilometer dari Dermaga Sendangbiru. "Karena medan berat dan keterbatasan alat, evakuasi baru bisa dilakukan pukul 18.00 sampai 20.30," ujar Slamet. "Dan kami akan menghubungi Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya untuk memastikan identitas mayat itu."
Sebelumnya, sekitar tujuh penyelam Jepang sempat hilang di Perairan Nusa Lembongan, Bali, pada pertengahan Februari 2014. ketika itu mereka sedang merayakan 100 kali penyelaman bersama. Tapi ketujuh penyelam itu terseret arus bawah laut yang mendadak berubah sangat cepat. Setelah empat hari pencarian, lima orang ditemukan selamat, seorang meninggal bernama Ritsuko Miyata, dan tinggal Shoko Takahashi yang belum ditemukan.
Takahashi berasal dari Morioka, Prefektur Iwate. Berumur 35 tahun, ia bersuamikan pria Indonesia dan menetap di Bali.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
