Bismillah..
Sepertinya sudah agak adem lihat fb..atau mungkin terlewatkan tapi lebih damai ketika tidak melihat perselisihan meskipun di dunia maya. Dua hari di weekend kemarin disibukkan dengan undangan teman yang baru menikah lalu ahadnya ke masjid Asakusa begitu saya dan suami menyebutnya meski namanya Darul Arqam mosque. Mengingatkan dan mengenalkan ke anak anak tentang masjid meski setelahnya mommynya langsung temu kangen dengan teman teman dan sedikit membuat perencanaan kajian bulanan bagi ummahat.
Beberapa waktu lalu banyak postingan yang membuat saya ingin berhenti sementara di social media yang bernama Facebook ini. Postingan orang terkenal maupun tidak terkenal bagi saya sama, mereka tetaplah manusia hanya iman dan takwanya yang berbeda. Tapi hanya Allah azza wa jalla saja yang tau kadar iman dan takwa hambaNya. Saya sangat menghormati ketika ada seorang ibu yang menceritakan proses melahirkan anaknya melalui cesar maupun normal. Keduanya sama berjuang bertaruh nyawa, sama sakitnya, dan kita..ya kita..sama seorang wanita! Empat kali melahirkan dengan proses normal Alhamdulillah tetapi keempatnya memiliki cerita yang berbeda beda. Dan saya tidak suka ketika mereka meremehkan dan mengucilkan wanita yang bertaruh nyawa demi buah hatinya dengan jalan operasi cesar. Saya suka melihat di YouTube seorang diri tentang proses melahirkan dari waterbirth, operasi cesar dan normal. Menurut saya semuanya itu atas ketentuan Allah, apabila sang ibu diharuskan operasi cesar dengan berbagai pertimbangan yang dapat membahayakan ibu dan bayi, maka ahsan diterima saja anjuran dokter. Tapi..ketika dokter tersebut memberikan penjelasan secara medis dan jelas bisa diterima akal.
Ketika saya melahirkan anak pertama, saya melahirkan di rumah sakit besar di Tokyo. Dari awal kami datang, suami berkonsultasi dengan nakes di rs tersebut untuk kami request meminta dokter yang melakukan cek up bulanan hingga melahirkan nanti dokter wanita, tidak boleh ada dokter laki laki kecuali para calon dokter yang sedang melakukan visit, itupun waktu itu bu dokter menutup area bawah sampai kaki saya dan para mahasiswa kedokteran tersebut tidak melihat cervix ketika dokter memeriksa. Oh ya di rs tersebut, setiap periksa kehamilan mmg diwajibkan membuka celana dalam (maaf) dan rok yang sudah disediakan di ruang pemeriksaan karena di rs tersebut saya tiap bulannya ketika cek up kehamilan dokter selalu menggunakan transvaginal ultrasound hingga kehamilan usia 9 bulan. Tetapi usia kehamilan 7 dan 9 bulan baru dokter lain ( wanita juga) melakukan USG melalui perut selama 2 x selebihnya dengan transvaginal ultrasound.
Proses melahirkan anak pertama, saya manut dengan dokter. Suami membawa kurma saya gak tau ternyata beliau sudah menyediakan dr bbrp hari sebelumnya karena pada saat itu bulan Ramadan. Tiap mules gak karuan, suami mencoba menyuapi kurma dan susu tapi yang ada saya memuntahkan semua yang sudah masuk di tenggorokan. Beliaupun mengikuti saran dokter dan suster untuk terus memijat punggung ke bawah, serta pihak rs menyediakan tape vcd yang bisa kami pakai ketika menunggu bukaan. Dan ternyata suami sudah menyiapkan juga dua buah dvd, satu murrotal quran dan satu lg nasheed raihan dari Malaysia. Hehe iyaaa..nama anak kami mungkin juga terinspirasi dari grup nasheed tersebut? Tapi kata suami, Raihan memiliki arti yang baik dan ada kanjinya. Jadilah kami eh beliau menamai anak pertama kami Muhammad Raihan Sakata. Kembali ke proses persalinan, proses pembukaan 1-10 qadarallah memakan waktu 15 jam! Dengan hanya didampingi suami, beliau antara nervous tapi tidak tega melihat istrinya berjuang melahirkan buah hatinya. Jadilah sambil memegang video kamera untuk mengabadikan proses melahirkan, beliau juga terus mengingatkan untuk beristighfar dan dzikir dan memegang tangan saya yang pada saat itu baru tahu kalau tangan beliau merah karena saya terlalu kencang memegang tangan beliau ketika mengejan.
Di ruang melahirkan tersebut atau labor room, ada 1 dokter senior, 1 dokter yang tiap bulan mengecek saya dan baby, dan 3 suster total 5 tenaga medis semua wanita Alhamdulillah. Karena proses lumayan lama, padahal sudah pembukaan 10, dan bayi agak susah keluar hingga membuat saya tambah kesakitan hingga harus berteriak ketika mengejan maka dokter senior bertanya ke suami " bolehkah saya menggunting"jalan keluarnya"sedikit saja,karena sepertinya istri Anda sudah kesakitan dan bisa membuatnya stress begitu juga untuk babynya " dan suami langsung mengiyakan. Saya? Gak merasakan sama sekali itu guntingan dokter..yang ada hanya rasa sakit ketika mengejan. Alhamdulillah setelah itu baby R berhasil keluar, pagi pukul 7:15 menit di sepuluh malam di bulan Ramadan. Dan dokter langsung meletakkan di atas perut saya sebelum memotong tali pusarnya. Mereka mengucapkan omedeto (selamat) dan kaget karena tidak sesuai dengan hasil USG yang menyatakan bahwa berat baby dibawah 3kg tetapi malah 3,5kg dengan panjang 53cm.
Saya tidak tau kalau setelah baby keluar, ma
結果 (
日本語) 1:
[コピー]コピーしました!
Bismillah.それはやや adem を参照してください fb をされているようだ.見逃している可能性がありますまたはが、平和紛争はサイバー スペースでも見ていないときより。だから浅草モスクへの友人は最近結婚し、ahadnya の招待に取り組んで昨日の週末の 2 日間私の夫とそれを呼び出すにもかかわらず、彼の名前は Darul Arqam モスク。思い出させる、その後 ummahat の月例検討 mommynya の直接の任命クレズマーの友人と少しの計画がモスクについての子供を紹介します。Beberapa waktu lalu banyak postingan yang membuat saya ingin berhenti sementara di social media yang bernama Facebook ini. Postingan orang terkenal maupun tidak terkenal bagi saya sama, mereka tetaplah manusia hanya iman dan takwanya yang berbeda. Tapi hanya Allah azza wa jalla saja yang tau kadar iman dan takwa hambaNya. Saya sangat menghormati ketika ada seorang ibu yang menceritakan proses melahirkan anaknya melalui cesar maupun normal. Keduanya sama berjuang bertaruh nyawa, sama sakitnya, dan kita..ya kita..sama seorang wanita! Empat kali melahirkan dengan proses normal Alhamdulillah tetapi keempatnya memiliki cerita yang berbeda beda. Dan saya tidak suka ketika mereka meremehkan dan mengucilkan wanita yang bertaruh nyawa demi buah hatinya dengan jalan operasi cesar. Saya suka melihat di YouTube seorang diri tentang proses melahirkan dari waterbirth, operasi cesar dan normal. Menurut saya semuanya itu atas ketentuan Allah, apabila sang ibu diharuskan operasi cesar dengan berbagai pertimbangan yang dapat membahayakan ibu dan bayi, maka ahsan diterima saja anjuran dokter. Tapi..ketika dokter tersebut memberikan penjelasan secara medis dan jelas bisa diterima akal. Ketika saya melahirkan anak pertama, saya melahirkan di rumah sakit besar di Tokyo. Dari awal kami datang, suami berkonsultasi dengan nakes di rs tersebut untuk kami request meminta dokter yang melakukan cek up bulanan hingga melahirkan nanti dokter wanita, tidak boleh ada dokter laki laki kecuali para calon dokter yang sedang melakukan visit, itupun waktu itu bu dokter menutup area bawah sampai kaki saya dan para mahasiswa kedokteran tersebut tidak melihat cervix ketika dokter memeriksa. Oh ya di rs tersebut, setiap periksa kehamilan mmg diwajibkan membuka celana dalam (maaf) dan rok yang sudah disediakan di ruang pemeriksaan karena di rs tersebut saya tiap bulannya ketika cek up kehamilan dokter selalu menggunakan transvaginal ultrasound hingga kehamilan usia 9 bulan. Tetapi usia kehamilan 7 dan 9 bulan baru dokter lain ( wanita juga) melakukan USG melalui perut selama 2 x selebihnya dengan transvaginal ultrasound.Proses melahirkan anak pertama, saya manut dengan dokter. Suami membawa kurma saya gak tau ternyata beliau sudah menyediakan dr bbrp hari sebelumnya karena pada saat itu bulan Ramadan. Tiap mules gak karuan, suami mencoba menyuapi kurma dan susu tapi yang ada saya memuntahkan semua yang sudah masuk di tenggorokan. Beliaupun mengikuti saran dokter dan suster untuk terus memijat punggung ke bawah, serta pihak rs menyediakan tape vcd yang bisa kami pakai ketika menunggu bukaan. Dan ternyata suami sudah menyiapkan juga dua buah dvd, satu murrotal quran dan satu lg nasheed raihan dari Malaysia. Hehe iyaaa..nama anak kami mungkin juga terinspirasi dari grup nasheed tersebut? Tapi kata suami, Raihan memiliki arti yang baik dan ada kanjinya. Jadilah kami eh beliau menamai anak pertama kami Muhammad Raihan Sakata. Kembali ke proses persalinan, proses pembukaan 1-10 qadarallah memakan waktu 15 jam! Dengan hanya didampingi suami, beliau antara nervous tapi tidak tega melihat istrinya berjuang melahirkan buah hatinya. Jadilah sambil memegang video kamera untuk mengabadikan proses melahirkan, beliau juga terus mengingatkan untuk beristighfar dan dzikir dan memegang tangan saya yang pada saat itu baru tahu kalau tangan beliau merah karena saya terlalu kencang memegang tangan beliau ketika mengejan.Di ruang melahirkan tersebut atau labor room, ada 1 dokter senior, 1 dokter yang tiap bulan mengecek saya dan baby, dan 3 suster total 5 tenaga medis semua wanita Alhamdulillah. Karena proses lumayan lama, padahal sudah pembukaan 10, dan bayi agak susah keluar hingga membuat saya tambah kesakitan hingga harus berteriak ketika mengejan maka dokter senior bertanya ke suami " bolehkah saya menggunting"jalan keluarnya"sedikit saja,karena sepertinya istri Anda sudah kesakitan dan bisa membuatnya stress begitu juga untuk babynya " dan suami langsung mengiyakan. Saya? Gak merasakan sama sekali itu guntingan dokter..yang ada hanya rasa sakit ketika mengejan. Alhamdulillah setelah itu baby R berhasil keluar, pagi pukul 7:15 menit di sepuluh malam di bulan Ramadan. Dan dokter langsung meletakkan di atas perut saya sebelum memotong tali pusarnya. Mereka mengucapkan omedeto (selamat) dan kaget karena tidak sesuai dengan hasil USG yang menyatakan bahwa berat baby dibawah 3kg tetapi malah 3,5kg dengan panjang 53cm. Saya tidak tau kalau setelah baby keluar, ma
翻訳されて、しばらくお待ちください..
