Sejalan dengan perkembangan sosial, budaya dan ekonomi serta informasi, maka listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat terpencil khususnya masyarakat perdesaan. Terbatasnya kemampuan PLN dalam menyediakan tenaga listrik kepada masyarakat Indonesia, berdasarkan data Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) pencapaian rasio elektrifikasi baru mencapai 66,6% pada 2010. Oleh karena itu Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta berusaha mempercepat pembangunan pembangkit dan jaringan transmisi serta distribusi ketenagalistrikan di wilayah pedesaan, sehingga diharapkan pada akhir tahun 2011 rasio elektrifikasi di Indonesia menjadi 70.40 %, sebagaimana dirilis oleh situs departemen ESDM 20 Januari 2011 pada saat Presiden RI meresmikan PLTA Asahan I di kabupaten Toba Sumatera Utara.
Di sisi lain Indonesia memiliki begitu banyak potensi air yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu sekitar 75.000 MW, namun dari potensi tersebut baru sekitar 4.125 MW yang termanfaatkan, dan sekitar 500 MW merupakan potensi untuk Pembangkit Listrik Mikrohidro dan dari kisaran angka 500 MW tersebut, baru terpasang sekitar 230 MW sampai dengan tahun 2008.
PT Jaya Dinamika Geohidroenergi berupaya untuk mengembangkan potensi sumber daya air di Indonesia untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), untuk selanjutnya listrik yang dihasilkan akan dijual kepada PLN melalui Power Purchase Agreement (PPA) dengan kedua perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah setempat.
Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak daerah dengan potensi pengembangan sumber daya energi pembangkit listrik tenaga air minihidro atau mikrohidro bahkan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas menengah dan atau besar. Potensi ini dapat kita jumpai di daerah-daerah Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini. Di antara daerah-daerah tersebut, Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang paling berpotensi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air mikrohidro dengan kapasitas 0.1 MW sampai dengan 10 MW, dan menurut hasil studi inventarisasi potensi yang dilakukan oleh PT. PLN Persero pada tahun 1999, bahwa di Sungai Aek Sibundong terdapat potensi sumber daya air yang dapat dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).
Sejalan dengan perkembangan sosial, budaya dan ekonomi serta informasi, maka listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat terpencil khususnya masyarakat perdesaan. Terbatasnya kemampuan PLN dalam menyediakan tenaga listrik kepada masyarakat Indonesia, berdasarkan data Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) pencapaian rasio elektrifikasi baru mencapai 66,6% pada 2010. Oleh karena itu Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta berusaha mempercepat pembangunan pembangkit dan jaringan transmisi serta distribusi ketenagalistrikan di wilayah pedesaan, sehingga diharapkan pada akhir tahun 2011 rasio elektrifikasi di Indonesia menjadi 70.40 %, sebagaimana dirilis oleh situs departemen ESDM 20 Januari 2011 pada saat Presiden RI meresmikan PLTA Asahan I di kabupaten Toba Sumatera Utara.
Di sisi lain Indonesia memiliki begitu banyak potensi air yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu sekitar 75.000 MW, namun dari potensi tersebut baru sekitar 4.125 MW yang termanfaatkan, dan sekitar 500 MW merupakan potensi untuk Pembangkit Listrik Mikrohidro dan dari kisaran angka 500 MW tersebut, baru terpasang sekitar 230 MW sampai dengan tahun 2008.
PT Jaya Dinamika Geohidroenergi berupaya untuk mengembangkan potensi sumber daya air di Indonesia untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), untuk selanjutnya listrik yang dihasilkan akan dijual kepada PLN melalui Power Purchase Agreement (PPA) dengan kedua perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah setempat.
Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak daerah dengan potensi pengembangan sumber daya energi pembangkit listrik tenaga air minihidro atau mikrohidro bahkan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas menengah dan atau besar. Potensi ini dapat kita jumpai di daerah-daerah Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini. Di antara daerah-daerah tersebut, Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang paling berpotensi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air mikrohidro dengan kapasitas 0.1 MW sampai dengan 10 MW, dan menurut hasil studi inventarisasi potensi yang dilakukan oleh PT. PLN Persero pada tahun 1999, bahwa di Sungai Aek Sibundong terdapat potensi sumber daya air yang dapat dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).
翻訳されて、しばらくお待ちください..
