Dream - Mohsen Bayoumy menjadi salah satu saksi sejarah perkembangan Islam di Jepang. Pendakwah yang menjadi imam masjid di Kota Osaka tersebut datang ke Negeri Sakura ini 14 tahun silam.
"Saya menyaksikan 600 warga Jepang masuk Islam," kata Bayoumy dikutip Dream dari laman On Islam.
Pria yang lahir di pingiran Kota Kairo pada 1964 ini pertama kali datang ke Jepang tahun 2000. Kala itu, lulusan Universitas Al Azhar yang sudah hapal Alquran sejak usia sembilan tahun ini menjejakkan kaki di Kobe, sebelum akhirnya pindah ke Osaka.
Sebelumnya, Bayoumy hanya tahu sedikit soal Jepang. Yang dia kenal, Negeri Matahari Terbit itu merupakan negara dengan perkembangan ekonomi tercepat sesudah Perang Dunia II. Dan kala pertama kali datang itu, dia hanya melihat sedikit masjid, yang paling tua berdiri di Kobe yang dibangun tahun 1935.
Pertumbuhan tercepat jumlah Muslim di Jepang terjadi dekade 1980-an. Peningkatan jumlah kaum Muslim di Jepang kala itu ditunjang dengan banyaknya imigran yang datang dari Pakistan dan Indonesia, yang rata-rata datang untuk mencari kerja. Beberapa di antara mereka menikahi penduduk lokal dan lama-kelamaan menjadi penduduk tetap.
Setelah tinggal di Kobe selama 10 tahun, Bayoumy melihat peningkatan jumlah penduduk asli Jepang yang masuk Islam setelah menikah dengan pendatang Muslim maupun mereka yang secara khusus tertarik dengan ajarannya.
Tahun demi tahun Islam semakin mengakar dalam masyarakat Jepang. Dan saat ini jumlah Muslim di Jepang diperkirakan sudah lebih dari 120.000 jiwa. Dan saat ini sudah berdiri lebih dari 60 masjid di sana.
Bayoumy mengaku tak mudah menyebarkan Islam di Jepang. Terlebih lagi setelah pengeboman Menara World Trade Center di New York, Amerika Serikat, pada 2001 silam. Namun, dengan menunjukkan ajaran Islam yang sebenarnya, upaya dakwah terus berjalan lancar. (Ism)
Dream - Mohsen Bayoumy menjadi salah satu saksi sejarah perkembangan Islam di Jepang. Pendakwah yang menjadi imam masjid di Kota Osaka tersebut datang ke Negeri Sakura ini 14 tahun silam.
"Saya menyaksikan 600 warga Jepang masuk Islam," kata Bayoumy dikutip Dream dari laman On Islam.
Pria yang lahir di pingiran Kota Kairo pada 1964 ini pertama kali datang ke Jepang tahun 2000. Kala itu, lulusan Universitas Al Azhar yang sudah hapal Alquran sejak usia sembilan tahun ini menjejakkan kaki di Kobe, sebelum akhirnya pindah ke Osaka.
Sebelumnya, Bayoumy hanya tahu sedikit soal Jepang. Yang dia kenal, Negeri Matahari Terbit itu merupakan negara dengan perkembangan ekonomi tercepat sesudah Perang Dunia II. Dan kala pertama kali datang itu, dia hanya melihat sedikit masjid, yang paling tua berdiri di Kobe yang dibangun tahun 1935.
Pertumbuhan tercepat jumlah Muslim di Jepang terjadi dekade 1980-an. Peningkatan jumlah kaum Muslim di Jepang kala itu ditunjang dengan banyaknya imigran yang datang dari Pakistan dan Indonesia, yang rata-rata datang untuk mencari kerja. Beberapa di antara mereka menikahi penduduk lokal dan lama-kelamaan menjadi penduduk tetap.
Setelah tinggal di Kobe selama 10 tahun, Bayoumy melihat peningkatan jumlah penduduk asli Jepang yang masuk Islam setelah menikah dengan pendatang Muslim maupun mereka yang secara khusus tertarik dengan ajarannya.
Tahun demi tahun Islam semakin mengakar dalam masyarakat Jepang. Dan saat ini jumlah Muslim di Jepang diperkirakan sudah lebih dari 120.000 jiwa. Dan saat ini sudah berdiri lebih dari 60 masjid di sana.
Bayoumy mengaku tak mudah menyebarkan Islam di Jepang. Terlebih lagi setelah pengeboman Menara World Trade Center di New York, Amerika Serikat, pada 2001 silam. Namun, dengan menunjukkan ajaran Islam yang sebenarnya, upaya dakwah terus berjalan lancar. (Ism)
翻訳されて、しばらくお待ちください..
