Konsep disain proses Pabrik Biofuel Terpadu adalah terdiri dari beberapa rangkaian peralatan pabrik yang disusun secara sistematis, dipergunakan sebagai alat proses untuk mengolah bahan baku tebu, jagung dan mikroalga menjadi produk utama berupa gula kristal putih, dan limbahnya/by-product diolah menjadi produk unggulan berbasis bahan bakar nabati BBN (biofuel) seperti : bio-ethanol, bio-diesel;, bio-gas sebagai substitusi/pengganti BBM & BBG atau bahan bakar fosil berbentuk cair dan gas, bio-pellet (biomassa) sebagai pengganti bahan bakar batubara (bahan bakar fosil berbentuk padat), bio-listrik, gas CO2 dan perkayuan (wood based panel) dari serat tebu (MDF panel board) sebagai substitusi/pengganti kayu hasil hutan untuk bahan baku industri furniture, pupuk organik untuk keperluan perkebunan tebu dan jagung serta pakan ternak sapi yang kesemuanya itu ditujukan untuk memperoleh nilai tambah tinggi dan benar- benar ramah lingkungan, seperti konsep pabrik gula rancangan kami yaitu konsep limbah nol total (total zero waste concept). Dengan menerapkan konsep diatas diharapkan kelangsungan operasinal pabrik dapat terjamin sepanjang masa, karena dengan memanfaatkan limbah yang punya nilai tambah tinggi, maka kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat dan berpeluang membuka lapangan kerja baru. Bilamana seluruh pabrik gula dinegeri ini menganut konsep limbah nol total (total zero waste concept) dan menjadikannya seluruh limbah pabrik menjadi beberapa produk berbasis bahan bakar nabati (biofuel) dan bahan bakar padat (biomassa), maka ketergantungan terhadap BBM & BBG (bahan bakar fosil) akan menurun bahkan hilang sama sekali, karena biofuel merupakan bahan bakar yang dapat diperbarui (renewable energy), disamping dapat mendukung program dunia langit biru (Kyoto Protocol year 2002) juga mendukung program nasional seperti tertuang dalam Inpres no.l tahun 2006 tentang bahan bakar nabati (biofuel) dan hal ini adalah merupakan bentuk implementasinya secara nyata.
Konsep disain proses Pabrik Biofuel Terpadu adalah terdiri dari beberapa rangkaian peralatan pabrik yang disusun secara sistematis, dipergunakan sebagai alat proses untuk mengolah bahan baku tebu, jagung dan mikroalga menjadi produk utama berupa gula kristal putih, dan limbahnya/by-product diolah menjadi produk unggulan berbasis bahan bakar nabati BBN (biofuel) seperti : bio-ethanol, bio-diesel;, bio-gas sebagai substitusi/pengganti BBM & BBG atau bahan bakar fosil berbentuk cair dan gas, bio-pellet (biomassa) sebagai pengganti bahan bakar batubara (bahan bakar fosil berbentuk padat), bio-listrik, gas CO2 dan perkayuan (wood based panel) dari serat tebu (MDF panel board) sebagai substitusi/pengganti kayu hasil hutan untuk bahan baku industri furniture, pupuk organik untuk keperluan perkebunan tebu dan jagung serta pakan ternak sapi yang kesemuanya itu ditujukan untuk memperoleh nilai tambah tinggi dan benar- benar ramah lingkungan, seperti konsep pabrik gula rancangan kami yaitu konsep limbah nol total (total zero waste concept). Dengan menerapkan konsep diatas diharapkan kelangsungan operasinal pabrik dapat terjamin sepanjang masa, karena dengan memanfaatkan limbah yang punya nilai tambah tinggi, maka kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat dan berpeluang membuka lapangan kerja baru. Bilamana seluruh pabrik gula dinegeri ini menganut konsep limbah nol total (total zero waste concept) dan menjadikannya seluruh limbah pabrik menjadi beberapa produk berbasis bahan bakar nabati (biofuel) dan bahan bakar padat (biomassa), maka ketergantungan terhadap BBM & BBG (bahan bakar fosil) akan menurun bahkan hilang sama sekali, karena biofuel merupakan bahan bakar yang dapat diperbarui (renewable energy), disamping dapat mendukung program dunia langit biru (Kyoto Protocol year 2002) juga mendukung program nasional seperti tertuang dalam Inpres no.l tahun 2006 tentang bahan bakar nabati (biofuel) dan hal ini adalah merupakan bentuk implementasinya secara nyata.
翻訳されて、しばらくお待ちください..
