Asisten masinis di Kereta K 1156 tak melihat sinyal berhenti di stasiun Juanda. Posisinya memang di tikungan, tapi seharusnya itu bukan alasan. Apalagi mereka punya sistem 'tunjuk sebut' setiap kali melihat rambu.
Asisten Manajer Humas PT KCJ Adli Hakim mengatakan, masinis dan asisten masinis sebetulnya telah memiliki cara tersendiri untuk menghindari kelalaian dalam bertugas. Mereka menyebutnya dengan istilah 'tunjuk sebut'.
"Jadi kalau misalnya ada rambu warna merah menyala, dia menunjuk rambu sambil berkata 'merah berhenti'. Dia berbicara dengan dirinya sendiri seperti itu setiap melihat rambu," ujar Adli saat ditemui di kantor PT KCJ, Jl Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (25/9/2015).
Menurut Adli, langkah tersebut dimaksudkan sebagai cara mengontrol diri sendiri. Sebab kadang kala masinis bekerja sendiri tanpa ada asisten masinis.
"Kami belajar dari Jepang. Itu adalah kontrol dia untuk meminimalisir human error," terang Adli.
Sebelumnya PT KAI dan PT KCJ telah memastikan bahwa kecelakaan tubrukan 2 KRL di Stasiun Juanda pada Rabu (24/9) lalu dipastikan karena human error. Asisten masinis yang kala itu memegang kemudi, salah membaca signal sehingga menabrak KRL lain yang tengah berhenti.
Sehingga menurut Adli, inti kesalahan bukan karena pemegang kemudi merupakan asisten masinis, tetapi karena kesalahan membaca sinyal. Adli mengaku tak tahu mengapa asisten masinis itu salah membaca sinyal.
"Saya nggak ikut investigasi, jadi nggak tahu kenapa terjadi human error," tutupnya.
Polisi sudah memeriksa si asisten masinis. Kemungkinan dia tak melihat sinyal karena bermain HP atau terpengaruh narkoba atau alkohol sudah dipastikan negatif. Dia juga mengaku tidak ngantuk dan jam kerjanya belum 8 jam. Sejauh ini, belum diketahui alasan pasti dia tak melihat sinyal.
Asisten masinis tersebut diketahui baru berusia 20 tahun. Asisten masinis ini juga belum genap 1 tahun bekerja di PT KCJ.
結果 (
日本語) 1:
[コピー]コピーしました!
Asisten masinis di Kereta K 1156 tak melihat sinyal berhenti di stasiun Juanda. Posisinya memang di tikungan, tapi seharusnya itu bukan alasan. Apalagi mereka punya sistem 'tunjuk sebut' setiap kali melihat rambu.Asisten Manajer Humas PT KCJ Adli Hakim mengatakan, masinis dan asisten masinis sebetulnya telah memiliki cara tersendiri untuk menghindari kelalaian dalam bertugas. Mereka menyebutnya dengan istilah 'tunjuk sebut'."Jadi kalau misalnya ada rambu warna merah menyala, dia menunjuk rambu sambil berkata 'merah berhenti'. Dia berbicara dengan dirinya sendiri seperti itu setiap melihat rambu," ujar Adli saat ditemui di kantor PT KCJ, Jl Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (25/9/2015).Menurut Adli, langkah tersebut dimaksudkan sebagai cara mengontrol diri sendiri. Sebab kadang kala masinis bekerja sendiri tanpa ada asisten masinis."Kami belajar dari Jepang. Itu adalah kontrol dia untuk meminimalisir human error," terang Adli.Sebelumnya PT KAI dan PT KCJ telah memastikan bahwa kecelakaan tubrukan 2 KRL di Stasiun Juanda pada Rabu (24/9) lalu dipastikan karena human error. Asisten masinis yang kala itu memegang kemudi, salah membaca signal sehingga menabrak KRL lain yang tengah berhenti.Sehingga menurut Adli, inti kesalahan bukan karena pemegang kemudi merupakan asisten masinis, tetapi karena kesalahan membaca sinyal. Adli mengaku tak tahu mengapa asisten masinis itu salah membaca sinyal."Saya nggak ikut investigasi, jadi nggak tahu kenapa terjadi human error," tutupnya.Polisi sudah memeriksa si asisten masinis. Kemungkinan dia tak melihat sinyal karena bermain HP atau terpengaruh narkoba atau alkohol sudah dipastikan negatif. Dia juga mengaku tidak ngantuk dan jam kerjanya belum 8 jam. Sejauh ini, belum diketahui alasan pasti dia tak melihat sinyal.Asisten masinis tersebut diketahui baru berusia 20 tahun. Asisten masinis ini juga belum genap 1 tahun bekerja di PT KCJ.
翻訳されて、しばらくお待ちください..