Siang tadi saya naik kereta. Sebelah saya seorang ibu diam-diam makan duku yg dia simpan di tasnya. Saat kulit duku 'terjatuh' ke lantai kereta, dia bergerak sedikit dari posisinya utk melihat. Saya pikir dia mau mengambil kulit duku tsb. Ternyata tidak. Dengan santai dia lanjut makan duku dan tampak akan 'menjatuhkan' kembali sampah kulit duku berikutnya ke lantai kereta.
Beberapa penumpang lain sepertinya melihat, namun diam. Mungkin berusaha maklum(?) atau bisa jadi tidak peduli. Saya sebenarnya ingin juga ikut pura-pura tidak melihat. Tapi kasihan juga kalau si ibu tidak ada yang menegur dan selamanya merasa perbuatan dia benar. Makin miris lagi kalau penumpang lain merasa hal tersebut lumrah dan ikut-ikutan.
Saya pun membuka tas saya. Merobek selembar notes. Lalu memungut 2 buah kulit duku yg tergeletak dan menyimpannya di kertas notes saya.
Ibu tsb berkata "Eh, jangan mbak.. gak pa pa kok.."
Saya menyahut "Jangan Bu.. keretanya jadi kotor..", sambil saya memasukkan gumpalan kertas berisi sampah td ke tas saya.
Ibu itu terkesiap. Menunduk malu-malu. Diam-diam dia menutup tasnya dan berhenti makan.
_________
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra'd:11)
*Semoga mulai hari ini si ibu bertekad tidak membuang sampah sembarangan lagi. Yuk bu, kita sama-sama berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik.