Manuver akhir dari Jepang ini diprotes China, yang mengatakan tidak adil bahwa Jepang diperbolehkan memasukkan penawaran baru sangat dekat dengan tenggat, menurut seorang menteri.
China telah memperbaiki penawarannya awal Agustus.
Jepang awalnya yakin telah memenangkan kontrak tersebut setelah menuntaskan studi kelayakan senilai lebih dari $3 juta, namun bulan Maret Presiden Jokowi mengundang pihak lain untuk memberi penawaran untuk mendapatkan yang terbaik.
China menawarkan pinjaman Rp 73,92 triliun dengan jangka waktu 50 tahun dan bunga 2 persen dalam dolar AS.
Jepang menawarkan pinjaman Rp 60,14 triliun untuk dibayar selama 40 tahun dengan bunga 0,1 persen dalam yen, dengan masa tenggang 10 tahun. Proposal terbarunya juga menawarkan jaminan untuk pembiayaan dan peningkatan persentase konten lokal.