“Sudah berkali-kali kubilang, puberku tak seperti dirimu.” Hiro memajukan bibirnya kesal sambil menggeser kado dari kakak-kakaknya agar ia bisa merebahkan diri disamping Tadashi. Ia menoleh dan bertatapan langsung dengan bibir Tadashi.
Okay, terlalu dekat.
Menggeser tubuhnya menjauh dari kakaknya, ia mencoba menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba meroket. Hormon sialan.
“Kau baru 17 tahun sih ya, masih ada harapan nanti kau tumbuh tinggi dan berotot.”
“Makasih.” Hiro memutar matanya melihat kakaknya tersenyum nyengir mengejek tinggi badannya. “Ngomong-ngomong, bagaimana dengan proyek robot barumu?”
Tadashi, dengan wajah sumringah lalu menjelaskan panjang lebar tentang robot baru miliknya. Tak ada yang bisa membuat Tadashi seceria ini selain berbicara tentang sains dan inovasi baru. Ia menggerakkan tangannya dengan semangat sambil sesekali menepuk dada Hiro ketika adik laki-lakinya itu mulai tidak fokus. Well siapa suruh punya lengan yang berotot seperti itu? Batin Hiro ketika ia tak bisa melepaskan pandangannya dari lengan Tadashi. Ia lalu mengangguk-angguk ketika kakak laki-lakinya itu meminta pendapatnya.
“Aku harus melihat robot punyamu ini.”
“Sudah berkali-kali kubilang, puberku tak seperti dirimu.” Hiro memajukan bibirnya kesal sambil menggeser kado dari kakak-kakaknya agar ia bisa merebahkan diri disamping Tadashi. Ia menoleh dan bertatapan langsung dengan bibir Tadashi.
Okay, terlalu dekat.
Menggeser tubuhnya menjauh dari kakaknya, ia mencoba menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba meroket. Hormon sialan.
“Kau baru 17 tahun sih ya, masih ada harapan nanti kau tumbuh tinggi dan berotot.”
“Makasih.” Hiro memutar matanya melihat kakaknya tersenyum nyengir mengejek tinggi badannya. “Ngomong-ngomong, bagaimana dengan proyek robot barumu?”
Tadashi, dengan wajah sumringah lalu menjelaskan panjang lebar tentang robot baru miliknya. Tak ada yang bisa membuat Tadashi seceria ini selain berbicara tentang sains dan inovasi baru. Ia menggerakkan tangannya dengan semangat sambil sesekali menepuk dada Hiro ketika adik laki-lakinya itu mulai tidak fokus. Well siapa suruh punya lengan yang berotot seperti itu? Batin Hiro ketika ia tak bisa melepaskan pandangannya dari lengan Tadashi. Ia lalu mengangguk-angguk ketika kakak laki-lakinya itu meminta pendapatnya.
“Aku harus melihat robot punyamu ini.”
翻訳されて、しばらくお待ちください..
