Biasanya, saya akan memastikan dulu kurs dan biaya yang dikenakan atas konversi mata uang asing pada transaksi yang menggunakan kartu kredit saya. Meskipun selisih beberapa persen, saya jadi tahu berapa jumlah persisnya yang akan saya keluarkan dalam mata uang Rupiah. Ini membantu saat saya menganggarkan kebutuhan transaksi dalam mata uang asing,” kata Jay melalui keterangan tertulisnya.
Biaya konversi mata uang asing sebenarnya terdiri dari dua bagian, yaitu biaya yang dikenakan oleh Credit Card Network (seperti Visa dan MasterCard) serta biaya yang dikenakan oleh bank penerbit kartu kredit (seperti CIMB Niaga, HSBC, Citi, dan Standard Chartered). Umumnya, biaya yang dikenakan oleh Visa dan MasterCard berkisar antara 1% hingga 2%, sedangkan bank akan mengenakan 1,5% hingga 2,5%.
Biaya konversi tersebut dikenakan langsung pada kurs tukar terhadap rupiah di laporan tagihan kartu kredit Anda. Akibatnya, biaya konversi mata uang asing ini sering tidak disadari oleh pengguna kartu kredit. Inilah yang dapat membuat tagihan kartu kredit Anda bengkak tanpa Anda sadari penyebabnya.
Jika biaya konversi mata uang asing ini diakumulasi untuk setiap transaksi dalam mata uang asing yang sering Anda lakukan, tentunya jumlahnya akan menjadi besar. Agar tidak membuat arus kas Anda menjadi kacau, sebaiknya cobalah untuk bertanya kepada bank mengenai biaya konversi mata uang asing yang akan dikenakan pada Anda.
Selain transaksi dalam mata uang asing, ada kalanya Anda membeli barang atau jasa dari luar negeri namun produk tersebut ditawarkan dalam mata uang Rupiah. Sepintas Anda mengira bahwa transaksi ini lebih nyaman karena menggunakan Rupiah, namun sayangnya hal ini merupakan kesalahan persepsi yang fatal.
Opsi pembayaran dalam mata uang sendiri saat belanja di luar negeri disebut sebagai Dynamic Currency Conversion, dan opsi tersebut merupakan fasilitas yang digunakan oleh merchant termpat anda berbelanja, bukan oleh Credit Card Network.
Akibatnya, merchant akan menggunakan kurs tukar yang sangat tidak menguntungkan bagi Anda sebagai pembeli. Selain itu, Anda masih tetap dikenakan biaya fasilitas Dynamic Currency Conversion dengan jumlah sekitar 0,8% hingga 1%.
Perhatikan bahwa Anda mengeluarkan uang yang jauh lebih banyak karena merchant menggunakan fasilitas tersebut. Total tagihan Anda menjadi Rp 16.160.000, sedangkan jika Anda membeli normal dalam mata uang US$ di merchant lain, nilai yang ditagihkan kepada Anda adalah Rp 13.325.000.
Selisih yang hampir Rp 3 juta ini tentu membuat pengeluaran Anda untuk transaksi di luar negeri menjadi boros.
Jika Anda berbelanja di luar negeri, hindari membeli di tempat yang menawarkan penjualan dalam rupiah kecuali Anda memang mengetahui persis nilai seharusnya dari barang tersebut dalam rupiah. Apabila anda berbelanja di situs yang menawarkan harga dalam rupiah, Anda dapat mencoba mengecek di bagian ketentuan penggunaan apakah pembayaran diproses secara lokal juga di Indonesia atau menggunakan jasa pihak ketiga dari luar negeri.
Gunakan kartu kredit untuk transaksi pembayaran luar negeri dengan bijak dan jangan ragu untuk mencari informasi dari bank untuk mencegah pemborosan yang dapat terjadi akibat biaya konversi mata uang asing