TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta TNI untuk menggunakan senjata serbu jenis SS2 - V4 yang diproduksi oleh PT Perindustrian Angkatan Darat (PINDAD) pada tahun 2008. Hal itu ia sampaikan ketika meninjau pameran Indo Defence di Kemayoran, Rabu (22/11).
Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin, senjata itu akan digunakan oleh pasukan khusus TNI di batalion infantri. "Yang dibutuhkan cukup banyak. Batalion TNI ada sekitar 100. Kalau pakai V4 berarti TNI harus memakai sekitar 10 ribu," kata Sjafrie kepada wartawan di sela-sela acara yang sama.
Ia mengaku, pembelian senjata serbu itu telah dianggarkan secara multi years oleh Departemen Pertahanan. Sebab, tidak mungkin departemennya itu membeli senjata dalam jumlah besar sekaligus. "Tiap tahun kita anggarkan," kata Sjafrie. Namun, ia mengatakan belum mengetahui harga senjata itu. Sjafrie menjelaskan bahwa 2/3 dari anggaran yang diterima departemennya digunakan untuk kebutuhan rutin dan sisanya untuk pembangunan dan pemeliharaan. "Sekarang, untuk pemeliharaan sedikit sekali, hanya 8 persen. Idealnya 20 persen," jelasnya.
Sjafrie berpendapat bahwa hingga kini PT PINDAD masih belum dapat menyerap kebutuhan TNI secara maksimal. "Prosentase penyerapannya masih di bawah 50 persen," katanya. Ia melanjutkan, ketidaksiapan PT PINDAD disebabkan perusahaan plat merah itu tidak memiliki modal kerja awal. Karenanya, PT PINDAD sangat membutuhkan kontribusi keuangan ataupun perbankan.
Untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri, dalam tiap kerja sama dengan negara lain, Departemen Pertahanan selalu meminta pengerjaan local content. "Sejauh ini sudah diupayakan tapi belum secara keseluruhan," katanya. PINDAD, kata Sjafrie sedang mengerjakanlocal content dalam produksi Sky Truck, pesawat yang digunakan untuk angkut personil. "Namun, kita mengharapkan lebih," tambahnya.
Rieka Rahadiana | Okatmandjaya Wiguna