Kisah Kota dan MiliunerJakarta-Pada 1920-an dan 1930-an, seorang bankir bernama Pat Munroe dari Quincy, sebuah kota kecil di Florida, punya hipotesa begini: meskipun krisis ekonomi melanda, orang-orang jatuh miskin, mereka tetap akan membelanjakan nikel terakhirnya untuk membeli segelas Coca-Cola.
Berdasarkan hipotesa ini Munroe getol mempromosikan saham Coca-Cola, perusahaan minuman ringan berkarbonasi itu kepada warga kota Quincy. Dia bukan pegawai Coca-Cola atau pemilik saham perusahaan itu. Munroe hanyalah seorang bankir yang punya visi bagus dan tak egois.
""Saat itu Coke baru sajago public,dan ayah suka rasanya minuman itu,"" kata Julia Woodward, 80 tahun, putri almarhum Tuan Pat, begitu lelaki itu dulu akrab dipanggil. ""Plus, dia yakin sahamnya akan bagus karena orang berusaha selalu punya duit untuk membeli sebotol.""
Saat itu saham Coca-Cola ditawarkan ke publik dengan nilai US$ 40 per saham. Konflik dengan industri gula dan pebotol beberapa waktu setelahnya sempat menyebabkan saham anjlok 50 persen, tinggal US$ 19 per lembar saham.
Tapi Pat Munroe terus membeli saham dan tentu saja dia terus mengajak orang ikut 'menumpuk' saham. Warga pemilik saham Coca-Cola di kota ini bukan tipikal investor yang membeli saat harga turun dan menjual saat harga naik.
Kini ada sekitar 67 keluarga yang termasuk miliuner karena saham Coca-Cola, dari total sekitar 8.000 penduduk kota Quincy. Nilai saham yang mereka miliki, beberapa tahun lalu, mencapai 7,5 juta lembar atau senilai US$ 375 juta (sekitar Rp 4,5 triliun).
Kumpulan saham ini membuat Quincy termasuk komunitas terkaya di Amerika Serikat. Sebelum Perang Dunia II, Quincy termasuk kota terkaya di Amerika Serikat berdasarkan pendapatan per kapita rata-rata."
Kisah Kota dan MiliunerJakarta-Pada 1920-an dan 1930-an, seorang bankir bernama Pat Munroe dari Quincy, sebuah kota kecil di Florida, punya hipotesa begini: meskipun krisis ekonomi melanda, orang-orang jatuh miskin, mereka tetap akan membelanjakan nikel terakhirnya untuk membeli segelas Coca-Cola.Berdasarkan hipotesa ini Munroe getol mempromosikan saham Coca-Cola, perusahaan minuman ringan berkarbonasi itu kepada warga kota Quincy. Dia bukan pegawai Coca-Cola atau pemilik saham perusahaan itu. Munroe hanyalah seorang bankir yang punya visi bagus dan tak egois.""Saat itu Coke baru sajago public,dan ayah suka rasanya minuman itu,"" kata Julia Woodward, 80 tahun, putri almarhum Tuan Pat, begitu lelaki itu dulu akrab dipanggil. ""Plus, dia yakin sahamnya akan bagus karena orang berusaha selalu punya duit untuk membeli sebotol.""Saat itu saham Coca-Cola ditawarkan ke publik dengan nilai US$ 40 per saham. Konflik dengan industri gula dan pebotol beberapa waktu setelahnya sempat menyebabkan saham anjlok 50 persen, tinggal US$ 19 per lembar saham.Tapi Pat Munroe terus membeli saham dan tentu saja dia terus mengajak orang ikut 'menumpuk' saham. Warga pemilik saham Coca-Cola di kota ini bukan tipikal investor yang membeli saat harga turun dan menjual saat harga naik.Kini ada sekitar 67 keluarga yang termasuk miliuner karena saham Coca-Cola, dari total sekitar 8.000 penduduk kota Quincy. Nilai saham yang mereka miliki, beberapa tahun lalu, mencapai 7,5 juta lembar atau senilai US$ 375 juta (sekitar Rp 4,5 triliun).The collection of this stock made Quincy one of the richest communities in the United States included. Before World War II, including the city of Quincy richest in the United States based on per capita income average. "
翻訳されて、しばらくお待ちください..

City and MiliunerJakarta-story In the 1920s and 1930s, a banker named Pat Munroe of Quincy, a small town in Florida, has a hypothesis is this: despite the economic crisis, people become poor, they still will spend his last nickel to buy a glass of Coca-Cola. Based on this hypothesis Munroe keen to promote Coca-Cola shares, the company's carbonated soft drinks to the citizens of the town of Quincy. He is not an employee of Coca-Cola or the owner of the company shares. Munroe is just a banker who has good vision and is not selfish. "" When the new Coke sajago public, and dad like the taste of drinks it, '"said Julia Woodward, 80, daughter of the late Mr. Pat, so the man once nicknamed. "" Plus, he believes the shares will be good because people try to always have money to buy a bottle. "" When the Coca-Cola shares offered to the public with a value of US $ 40 per share. Conflicts with the sugar industry and pebotol some time afterwards could cause the stock plummeted 50 percent, only US $ 19 per share. But Pat Munroe continue buying stocks and of course he continues to invite people joined 'accumulate' shares. Residents shareholders of Coca-Cola in this city is not typical of investors who bought when prices fall and selling when prices rise. Now there are about 67 families that included billionaire because Coca-Cola shares, of a total of about 8,000 inhabitants town of Quincy. The value of their shares, a few years ago, reaching 7.5 million shares valued at US $ 375 million (approximately USD 4.5 trillion). This makes set shares Quincy including the wealthiest communities in the United States. Before World War II, Quincy including the richest city in the United States based on per capita income of the average. "
翻訳されて、しばらくお待ちください..
